Minggu, April 2

Islam Berjaya, Ummat Mulia di Bawah Naungan Panji Al-Liwa dan Ar-Royah

Oleh: Rika R Wijaya (Anggota Tim Kontak Aktivis MHTI Chapter Kampus Samarinda)

#PanjiRasulullah #IslamRahmatanLilAlamiin

Generasi ummat Muslim bagaikan tanaman. Ia laksana benih-benih yang ditanam, dirawat dan dijaga agar tumbuh menjadi generasi yang kepribadiannya mengakar kuat dengan aqidah Islam sebagai pupuknya.

Namun sayang beribu sayang. Generasi ummat Muslim cemerlang yang selama berabad-abad berdiri kokoh itu telah tumbang bersamaan dengan tumbangnya benteng kaum Muslimin tepat pada tahun 1924 M di tangan seorang penghianat bernama Mustafa Kemal At-Taturk.

Generasi Rabbani yang selama rentang waktu yang panjang menerangi sejarah dunia kini telah disulap menjadi generasi yang rusak dan bobrok. Rusak oleh pemikiran rendahan. Dan bobrok oleh budaya kufur yang hina.

Tatkala benteng kaum Muslimin dihancurkan, generasi ummat Muslim rusak, tatanan sosial di masyarakat hancur, kesyirikan merajalela dan ukhuwah Islam dibumihanguskan.

Wahai saudaraku, kaum Muslimin. Cobalah sedikit kita buka mata hati kita. Jujurlah terhadap kegelapan yang menyelimuti ruang pikir generasi ummat Muslim kita, yang memporakporandakan tatanan sosial masyarakat Islam, yang menciptakan kesyirikan teramat parah, dan yang meruntuhkan bangunan ukhuwah Islamiyyah yang berlandaskan pada keimanan yang kokoh.

Saksikanlah! Betapa ketiadaan Islam di benak ummat telah membuat ummat cinta dunia dan takut mati.

Benar, Islam diajarkan di rumah-rumah dan di madrasah-madrasah. Namun hanya sebatas teori, nihil realisasi. Islam diposisikan hanya sebagai ritual belaka, bukan ideologi (pandangan hidup) yang menjadi mercusuar segala aktivitas; dari bangun tidur sampai bangun negara, dari masuk wc sampai masuk surga.

Bukankah Allah SWT mengutus Rasulullah Muhammad SAW sebagai rahmat bagi seluruh alam? Sebagaimana yang telah Allah firmankan di dalam Al-Quran yang mulia:
وما ارسلناك الا رحمة للعالمين
“Dan tiadalah Kami utus engkau (ya Muhammad) melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam” (TQS. AL Anbiya 107).

Lalu mengapa, pada hari ini seolah firman Allah itu tiada wujudnya?

Mari kita buka kembali lembaran-lembaran sejarah kejayaan Islam. Maka akan kita temukan kilauan cahaya yang terang benderang pada setiap halamannya. Setiap paragrafnya akan memancarkan ruh-ruh kegemilangan. Ummat berpegang teguh pada keyakinannya terhadap Pencipta dan pengatur semesta, sedangkan seorang khalifah menjadi perisai yang pertama dan utama di belakangnya.

Al-Khawarizmi, Abbas Ibnu Firnas, Ibnu Sina, dan ilmuwan Muslim lainnya adalah generasi cemerlang yang lahir dari rahim yang menjadikan Islam sebagai aturan kehidupan. Bahkan, di sisi lain mereka adalah para ahli Hadits, ahli Tafsir dan ahli Ilmu Qur’an.

Apa yang membedakan kita dengan mereka? Bukankah kita dan mereka sama-sama Muslim? Bukankah Pencipta, Rasul dan kitab kita dan mereka sama?

Ya, jawabnya adalah karena mereka hidup di bawah naungan panji Al-Liwa dan Ar-Royah. Mereka hidup di bawah kesatuan ukhuwah islamiyyah. Mereka hidup dibawah keteduhan ridho Sang Pencipta langit dan bumi disebabkan menjadikan Islam sebagai satu-satunya mercusuar berpikir dan bertingkah laku.

Islam Rahmatan Lil 'alamin benar-benar terpampang nyata. Seorang khalifah benar-benar hadir menjadi perisai mereka. Di bawah kibaran panji Al-Liwa dan Ar-Royah 2/3 dunia berjaya. Makhluk bumi dan langit menjadi saksi keemasannya.

Sungguh ummat tengah dilanda kerinduan mendalam akan terwujudnya kejayaan Islam yang telah dijanjikan. Ummat rindu hidup di bawah naungan panji mulia yang akan mempersatukan ummat seluruh dunia di dalam satu ketaatan, yaitu ketaatan kaffah kepada Allah SWT.

Dan sungguh panji Al-Liwa dan Ar-Royah tidak akan menebarkan semerbak wangi kibarannya tanpa adanya institusi syar'i yang akan menancapkan tongkat tauhidnya dengan kokoh.

Tidak lain institusi itu ialah Khilafah 'alâ minhâj al-nubuwwah. Dengan Khilafah, negeri-negeri Islam yang kini membentang dari Maroko hingga Merauke dapat dipersatukan. Tatkala dihimpun dalam satu daulah, maka Khilafah akan menjadi negara raksasa yang disegani dunia. Tidak ada yang berani melawan dan melecehkan.

Dengan Khilafah pula, umat Islam beserta agamanya terjaga. Darah, kekayaan, dan kehormatan akan terpelihara. Sebab, khalifah sebagaimana disebutkan Rasulullah saw adalah junnah, perisai. Beliau bersabda:

«وَإِنَّمَا الإمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ»
Sesungguhnya imam itu adalah perisai, tempat berperang di belakangnya dan berlindung dengannya (HR al-Bukhari).

Wahai saudaraku kaum Muslimin, tidakkah kita merindukan kehadirannya? Tidakkah kita rindu hidup di bawah naungan panji al-Liwa dan Ar-Royah? Marilah kita sempurnakan ibadah kita dengan turut berjuang menegakkan Khilafah. Bersegeralah melangkah dalam barisan para pejuang syariah dan Khilafah. Semoga Allah SWT menyegerakan pertolongan-Nya dengan kembalinya Khilafah ‘alâ minhâj al-nubuwwah; dan kita termasuk di antara orang-orang yang ada di barisan yang memperjuangkannya.

Dengannya-lah ummat akan berkarya. Dengannya-lah dunia akan berjaya. Dan dengannya-lah kita ‘kan meraih ridla Allah Ta'ala. Wallahu a’lam bi ash-showwab []