#Reportase
SAMARINDA. Setelah sebelumnya manajemen progresif bedah buku muslimah negarawan hadir di beberapa kota besar lainnya, kini Ibu Fika Monika Komara, yang lebih akrab dengan panggilan Ibu Fika Komara berlabuh di Benua Etam, Samarinda, Kalimantan Timur.
Acara yang diselenggarakan pada 16 Oktober 2016 di Aula Balai Kota Samarinda lt. 2 ini dihadiri oleh 300an Muslimah dari berbagai kalangan; mahasiswi, ibu rumah tangga, pegawai swasta hingga dosen serta guru.
"Siapa intelektual peradaban? Siapa penggerak opini? Siapa ibu generasi penakluk? Siapa kita?" Itulah 4 pertanyaan yang dilayangkan oleh MC kepada seluruh peserta sebagai pembakar semangat, yang kemudian dijawab serentak oleh seluruh peserta dengan kata 'saya' untuk pertanyaan pertama hingga ketiga dan 'muslimah negarawan' untuk pertanyaan terakhir.
Antusias peserta semakin terlihat saat Ibu Fika Komara memulai penjelasannya, yang dipandu oleh Ibu Rahmawati al-Hidayah sebagai moderator. Ibu Fika mengungkapkan, bahwa hidup di era fitnah membuat kaum muslimah kehilangan identitas hakikinya. Racun sekularisme yang disuntikkan oleh barat seolah menjadi tuhan baru bagi umat Islam hari ini. Profesionalisme menjadi tujuan dan kebanggaan serta kebahagiaan hakiki. Akhirnya mereka kehilangan rasa peduli atas problematika yang tengah mencekik umat hari ini. Akhirnya, muslimah urung alias cenderung takut untuk bercita-cita besar, yaitu menjadi muslimah negarawan.
Muslimah negarawan bukanlah muslimah yang duduk di tampuk kepemimpinan sebagai seorang kepala negara atau yang terlibat politik praktis ala demokrasi hari ini. Yang dimaksud muslimah negarawan di sini adalah mereka --kaum muslimah-- yang mampu melakukan peleburan pemikiran. Mereka adalah intelektual peradaban, uang mendedikasikan ilmu mereka bagi kejayaan Islam. Mereka hadir di tengah-tangah umat untuk membimbing serta mencerdaskan umat dari kebodohan jahiliyah yang mendarah daging di dalam tubuh umat, serta menghadirkan solusi hakiki yang akan mengantarkan umat menuju kesempurnaan taqwa pada Sang Pencipta dan Pengatur bumi dan seisinya ini. Bahkan, tidak cukup hanya itu. Muslimah negarawan adalah sesosok ibu, yang dari rahimnyalah generasi-generasi penakluk peradaban akan lahir. Mereka mampu menyeimbangkan peran besarnya sebagai muslimah negarawan dengan beragam masalah pribadinya di tengah tantangan zaman yang seolah memanggil-manggil raga mereka untuk ikut arusnya yang begitu deras.
"Buku ini saya dedikasikan bagi para muslimah yang telah memiliki komitmen taqwa, yaitu mereka yang melihat dengan beningnya kacamata keimanan, bukan bagi mereka yg terjangkiti virus empiris akut.", tutur Ibu Fika.
Muslimah negarawan hidup di habitat yang kondusif dan visioner. Mereka memanajemen fokus mereka untuk umat. Ya, semata-mata untuk umat. Melakukan apapun yg bisa mendukung dakwah, serta meninggalkan apa saja yang bisa menghambat dakwah.
Sebagai penutup, Ibu Fika mengingatkan pada seluruh peserta, bahwa penting bagi kita --kaum muslimah-- untuk memiliki komitmen taqwa, menghidupkan cita-cita besar dan hanya bergantung hanya kepada Allah SWT semata. Wallahu a'lam [rw]