Minggu, Desember 25

Peran Keluarga Dalam Pendidikan Anak, Cukupkah?

Kenakalan remaja di era ini memang tidak bisa dipungkiri lagi maraknya. Seolah, jika kita mendengar kata remaja, yang terbayang di benak kita adalah kenakalan-kenakalannya. Mulai dari seks bebas, aborsi, menonton film porno hingga narkoba dan lain sebagainya.

Fenomena gunung es ini menjadi bukti bobroknya moral para remaja kita dewasa ini. Hal ini diperparah dengan rusaknya tatanan sosial di tengah-tengah masyarakat yang ditandai dengan lumrahnya permasalahan semacam ini serta acuhnya masyarakat terhadap berbagai kerusakan yang menari bebas di tengah-tengah kehidupan generasi.

Melihat permasalahan moral anak bangsa yang notabenenya mereka adalah pemimpin di masa depan, rasanya memang sangat miris. Terus meningkatnya presentase kerusakan yang terjadi pada anak bangsa ini bagaikan bola salju yang terus-menerus menggelinding, yang menjadikannya semakin membesar dari waktu ke waktu.

Faktor Penyebab
Banyak faktor penyebab yang membuat problematika seperti di atas kerap kali terulang secara berkesinambungan. Di antaranya adalah, pertama, tidak adanya ketaqwaan individu yang ditanamkan pada anak. Kedua, lemahnya peran keluarga dalam mendidik anak. Ketiga, rusaknya tatanan sosial di masyarakat, dan keempat, hilangnya fungsi negara sebagai perisai bagi rakyat serta sebagai tiang utama dalam menopang ketahanan keluarga.

Setiap anak yang dilahirkan di dunia ini tentu sesuai dengan fitrahnya, yakni berada dalam keadaan yang suci bersih tanpa noda. Ketika lahir, anak belum mempunyai informasi apapun tentang kehidupan dunia. Anak diibaratkan bagai kertas putih tanpa goresan pena. Keluarga/orang tualah yang akan mengarahkan sang anak apakah berjalan sesuai dengan fitrahnya atau keluar dari batasan fitrah.

Untuk itu, keluarga (terutama orang tua) adalah peletak dasar pendidikan bagi anak. Di dalam keluargalah anak memulai kehidupannya. Dan di dalam keluarga pula anak akan memulai interaksinya dengan selainnya. Sehingga, pembentukan kepribadian pada anak pertama kali akan dibentuk di dalam keluarga.

Anak yang hidup di lingkungan keluarga yang baik, maka akan bermoral baik. Dan sebaliknya, anak yang hidup di lingkungan keluarga yang buruk, maka si anak akan bermoral buruk pula. Dengan kata lain, lingkungan keluarga yang baik akan bernilai positif bagi si anak. Dan sebaliknya, lingkungan keluarga yang buruk akan bernilai negatif bagi anak.

Di sinilah pentingnya peran keluarga, terutama orang tua. Karena merekalah yang akan “menentukan” masa depan anak. Orang tua adalah sebagai guru dan sekaligus orang yang akan di “taati” oleh anak. Lantas apa jadinya jika orang tua salah dalam mengambil langkah bagi pendidikan anak? Karena benar salahnya informasi yang di berikan orang tua akan menentukan kepribadian (pola pikir dan pola sikap) anak.

Adapun keluarga, ia tetaplah sebagai bagian daripada masyarakat. Sedangkan individu di dalam keluarga adalah sebagai bagian daripada anggota masyarakat. Untuk itu, setiap individu pasti akan berinteraksi dengan masyarakat yang ada di lingkungan tempat ia hidup. Meniadakan peran individu dalam bermasyarakat adalah hal yang sangat mustahil.

Masyarakat merupakan salah satu faktor yang akan mempengaruhi pendidikan bagi anak. Maka, rusaknya tatanan sosial di masyarakat akan berpengaruh pada pendidikan atau kepribadian (pola pikir dan pola sikap) anak. Jadi, apakah pendidikan di dalam keluarga merupakan jaminan tidak rusaknya anak ketika keluar dari lingkungan keluarga?

Belum lagi hal ini di perparah oleh negara yang abai alias tidak berperan sebagai perisai/ pelindung utama bagi rakyatnya serta sebagai penyelenggara kesejahteraan. Negara tidak lagi menjamin terlahirnya anak-anak yang berkepribadian Islam. Slogan pendidikan yang disiarkan pemerintah hanyalah ilusi, bahwa pendidikan dalam sistem demokrasi melahirkan anak-anak yang beriman dan bertaqwa.

Adapun di dalam Islam, negara akan berfungsi sebagai pilar utama dalam pendidikan anak. Negara akan membuat kurikulum pendidikan yang berdasarkan pada akidah Islam. Dengan kurikulum itulah negara akan mencapai tujuan pendidikan yang hakiki, yaitu melahirkan individu-individu yang bersyaksiyyah Islam (pola pikir dan pola sikap Islam) dan bertaqwa. Dan negara akan senantiasa mengedukasi masyarakat dan menumbuhkan sikap amar ma’ruf nahi munkar yang akan menjadi benteng bagi individu yang akan melakukan penyimpangan terhadap syariat Islam serta pemberlakuan hukum yang memberikan efek jera bagi pelanggar syariat.

Maka, untuk menuntaskan segala macam problematika yang menimpa pada anak maupun remaja, perlu adanya pengembalian peran masing-masing komponen; adanya individu yang bertaqwa, keluarga sebagai peletak utama pendidikan pada anak, tatanan sosial masyarakat yang peduli akan lingkungan sekitar dengan berperan aktif dalam menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemunkaran serta adanya negara yang berfungsi sebagai perisai yang menjamin adanya ketaqwaan pada setiap individu, terkondisikannya keluarga dengan pendidikan Islam, masyarakat yang melakukan amar ma’ruf nahi munkar serta negara yang menjamin berjalannya masing-masing fungsi tadi sesuai Islam dan negara akan memberikan sanksi yang tegas bagi setiap pelanggar syariat Islam.

Untuk itu, hanya dengan memaksimalkan peran keluarga dalam pendidikan anak selamanya tidak akan cukup dan efektif tanpa mengembalikan pula peran keluarga, masyarakat dan negara. Memperkuat peran keluarga adalah baik. Hanya saja upaya itu tidak akan  maksimal tanpa adanya peran keluarga, masyarakat dan negara yang berjalan beriringan sesuai dengan yang telah ditetapkan Islam. Wallahu a’lam []

RWijaya
Samarinda, 25/12/16, 17.40

#NegaraSokoGuruKetahananKeluarga

Minggu, November 6

SATU RUANG

Disini aku terjaga
Di benteng pertahanan taqwa
Ruang rindu yang senantiasa tumbuhkan benih rindu yang baru
Yang dulu tak pernah terbesit dipikirku

Tersebab lisan mulia aku ada
Berbekal iman yang tak mungkin sempurna
Melebur bersama wajah-wajah yang kelak bercahaya
Tergugahlah rasa yang tak terhingga
Bermandikan nikmat yang tiada terkira

Aku takut hadirku menjadi benalu
Kutakut maksiatku memperlambat pertolongan Yang Maha Tahu
Bentak aku kala kumulai lunglai
Cambuk aku kala kumulai lalai

Hadirku mungkin tak cukup berarti
Namun, izinkan aku untuk berkontribusi
Mengerahkan harta, tenaga, pikiran bahkan jiwa bagi agama ini
Yang kan kupertanggung jawabkan di yaumul hisab nanti

Untukmu wahai para penyambung retorika Nabi
Jazakumullah khairan katsiran senantiasa membersamai diri
Menggandeng tanganku dengan tulusnya persaudaraan
Merangkul bahuku dengan hangatnya ukhuwah persahabatan

Kuingin terus ada dalam ikatan
Tuk tapaki jalan yang sesak oleh aral dengan rapatnya barisan
Berbaris tegap tuk gapai ridha Ilahi
Berharap surga firdaus tempat pertemuan nanti

اللهم يا الله. يا مقلب القلوب
ثبت قلبنا على دينك. ثبت قلبنا على دينك. ثبت قلبنا على دينك

RWijaya
Samarinda, 6/11/16. 22.48

Sumpah Kebohongan

Sungguh malang nasib al-Qur'an saat hidup di zaman sekuler. Al- Qur'an digunakan hanya sebagai alat untuk bersumpah saat pelantikan menjadi pemimpin.

Namun, saat ada satu ayat yang dinistakan, mengapa hanya diam? Bukankah bila Anda-Anda menggunakannya sebagai alat untuk bersumpah, berarti Anda mengimani seluruh isinya tanpa terkecuali?

Apakah Anda hanya berpura-pura saat bersumpah? Bukankah Allah Maha Tahu segalanya?

Sudah hilangkah rasa takut Anda akan adzab Allah SWT di akhirat kelak?

Ah, rasanya habis sudah kata-kata untuk mendeskripsikan Anda-Anda. Namun saya yakin mayoritas masyakakat mengetahui seluruh kebohongan yang Anda ciptakan!

RWijaya
Samarinda, 06 nov 16, 15.55

#TangkapPenistaQuran
#BelaQuran
#CampakkanDemokrasiSistemKufur
#TerapkanIslamKaaffah

Jumat, November 4

Andai Anda Muslim Sejati (Ungkapan Hati Untuk Presiden Indonesia yang Mengaku Muslim)

Andai Anda Muslim sejati
Orang yang menistakan agama Anda, pasti langsung Anda diadili!

Andai Anda Muslim sejati
Anda tak perlu mengulur-ulur waktu tuk memberi sanksi!

Andai Andai Muslim sejati
Kemarahan kami (ummat), Andalah yang mewakili

Andai Anda Muslim sejati
Anda akan terapkan hukum Ilahi

Andai Anda Muslim sejati
Andai Anda Muslim sejati
Andai Anda Muslim sejati

Ah, mungkin kami terlalu berandai-andai
Bukankah tak ada pemimpin Muslim sejati?
Jika sistem yang dianutnya adalah demokrasi!

Sudah cukup!
Sudah cukup menaruh harapan pada demokrasi!
Yang sampai kapanpun akan terus mendzolimi

Cukuplah Islam!
Cukuplah Islam sebagai ideologi
Ideologi sempurna yang datang dari Ilahi
Pemimpin yang menerapkannya adalah sebaik-baik pemimpin di muka bumi
Yang terjaga dalam taqwa dan keimanan yang tinggi
Yang hanya mengharap ridha Ilahi

RWijaya
Samarinda, 4 Nov 2016, 18.47

#KapolriTangkapAhok
#BelaQuran
#CampakkanDemokrasi
#TerapkanIslamKaaffah
#IslamRahmatanLilAlamin

Kamis, November 3

SATU KATA SATU RASA SATU JIWA

Derap langkah serentak menghentak pertiwi
Wajah merah padam memanaskan seisi bumi
Tak sebetikpun ada ragu
Terdorong oleh keimanan yang menugu

Harta, keluarga, bahkan jiwa bukanlah segalanya
Mereka rela mengorbankan segala kenikmatannya
Kala satu kalam mulia dinista
Kala amarah tersebab Allah Ta'ala

Ini memang saatnya
Tuk umat unjuk kekuatannya
Tuk bangkit dari kepulasannya
Tuk keluar dari liang hina yang lama menumbunnya

Aksi ini bukanlah basa-basi
Apalagi tuk mencari sensasi
Bukan pula karena tak paham toleransi

Namun ...
Aksi ini adalah bukti
Bukti keimanan yang tak mampu dibeli
Bukti kecintaan yang hakiki
Yang kan dipertanggung jawabkan di alam baka esok hari

Hari ini ...
Seisi dunia menjadi saksi
Suara kebenaran kan lenyapkan penista Kalam Ilahi
Menuntut janji kapolri
Tuk menangkap penista Qur'an yang wajib diadili

Di ju'm'at mulia ...
Seisi dunia melangitkan mutiara do'a
Agar Allah menurunkan pertolongan-Nya
Meruntuhkan benteng hati penguasa
Tuk membuktikan bahwa mereka benar-benar penguasa

RWijaya
Kota Tepian, 4 Nov 2016, 06.10

#KapolriTangkapAhok
#BelaQuran


Untukmu! (Yang Mengaku Penegak Hukum)

Penista ya penista!
Jangan mentang-mentang ia penguasa, lantas ia tak dihukum sepatutnya

Adalah rakyat jelata yang dihukumi senantiasa. Bila pasak kunci yang mencipta hina dibiarkan saja. Ada apa?

Bukankah kalian katakan, bahwa negara ini adalah negara hukum?
Lalu mana bukti nyatanya?
Menangkap satu orang itu saja kalian tak becus!
Apakah ia terlalu penting untuk dunia ini, sehingga kesalahan fatalnya mampu membuatnya terbebas dari jerat hukum?

Jika kasus ini tak kunjung dieksekusi, sungguh semakin nyatalah kemunafikan demokrasi, yang berpihak hanya kepada manusia berposisi!

Tunggu apa lagi? Campakkan demokrasi! Jika induknya masih tetap hidup, niscaya ia akan senantiasa melahirkan orang-orang yang tak takut akan adzab Sang Maha Mengadili

RWijaya
Samarinda, 3/11/16, 22.03

#KapolriTangkapAhok
#BelaQuran
#CampakkanDemokrasi
#TegakkanKhilafah
#IslamRahmatanLilAlamin

Rabu, November 2

Hanya di Sini, di Negeri Demokrasi

Hanya di sini, di negeri demokrasi
Kaum kafir nekat melecehkan para pewaris Nabi

Hanya di sini, di negeri demokrasi
Penghina al-Qur'an masih didukung menjadi pemimpin umat ini

Hanya di sini, di negeri demokrasi
Penghina al-Qur'an dibiarkan melenggang bebas tersenyum sana sini

Hanya di sini, di negeri demokrasi
Mereka yang menghinakan Allah, Rasul-Nya serta para wali tak kunjung disanksi

Ya, sesungguhnya hanya di sini, di dunia ini
Kalian bebas terbahak menertawakan kalam Ilahi
Kelak diakhirat nanti, saksikanlah peluh yang menenggelamkan diri
Karena berhadapan dengan murka Ilahi

RWijaya
Samarinda, 2/11/16, 09.51

#HaramPemimpinKafir
#TangkapAhokPenistaAlQuran
#BelaQuran
#PerjuangkanIslamKaffah
#TegakkanKhilafah

Rabu, Oktober 19

Bedah Buku Muslimah Negarawan

#Reportase

SAMARINDA. Setelah sebelumnya manajemen progresif bedah buku muslimah negarawan hadir di beberapa kota besar lainnya, kini Ibu Fika Monika Komara, yang lebih akrab dengan panggilan Ibu Fika Komara berlabuh di Benua Etam, Samarinda, Kalimantan Timur.

Acara yang diselenggarakan pada 16 Oktober 2016 di Aula Balai Kota Samarinda lt. 2 ini dihadiri oleh 300an Muslimah dari berbagai kalangan; mahasiswi, ibu rumah tangga, pegawai swasta hingga dosen serta guru.

"Siapa intelektual peradaban? Siapa penggerak opini? Siapa ibu generasi penakluk? Siapa kita?" Itulah 4 pertanyaan yang dilayangkan oleh MC kepada seluruh peserta sebagai pembakar semangat, yang kemudian dijawab serentak oleh seluruh peserta dengan kata 'saya' untuk pertanyaan pertama hingga ketiga dan 'muslimah negarawan' untuk pertanyaan terakhir.

Antusias peserta semakin terlihat saat Ibu Fika Komara memulai penjelasannya, yang dipandu oleh Ibu Rahmawati al-Hidayah sebagai moderator. Ibu Fika mengungkapkan, bahwa hidup di era fitnah membuat kaum muslimah kehilangan identitas hakikinya. Racun sekularisme yang disuntikkan oleh barat seolah menjadi tuhan baru bagi umat Islam hari ini. Profesionalisme menjadi tujuan dan kebanggaan serta kebahagiaan hakiki. Akhirnya mereka kehilangan rasa peduli atas problematika yang tengah mencekik umat hari ini. Akhirnya, muslimah urung alias cenderung takut untuk bercita-cita besar, yaitu menjadi muslimah negarawan.

Muslimah negarawan bukanlah muslimah yang duduk di tampuk kepemimpinan sebagai seorang kepala negara atau yang terlibat politik praktis ala demokrasi hari ini. Yang dimaksud muslimah negarawan di sini adalah mereka --kaum muslimah-- yang mampu melakukan peleburan pemikiran. Mereka adalah intelektual peradaban, uang mendedikasikan ilmu mereka bagi kejayaan Islam. Mereka hadir di tengah-tangah umat untuk membimbing serta mencerdaskan umat dari kebodohan jahiliyah yang mendarah daging di dalam tubuh umat, serta menghadirkan solusi hakiki yang akan mengantarkan umat menuju kesempurnaan taqwa pada Sang Pencipta dan Pengatur bumi dan seisinya ini. Bahkan, tidak cukup hanya itu. Muslimah negarawan adalah sesosok ibu, yang dari rahimnyalah generasi-generasi penakluk peradaban akan lahir. Mereka mampu menyeimbangkan peran besarnya sebagai muslimah negarawan dengan beragam masalah pribadinya di tengah tantangan zaman yang seolah memanggil-manggil raga mereka untuk ikut arusnya yang begitu deras.

"Buku ini saya dedikasikan bagi para muslimah yang telah memiliki komitmen taqwa, yaitu mereka yang melihat dengan beningnya kacamata keimanan, bukan bagi mereka yg terjangkiti virus empiris akut.", tutur Ibu Fika.

Muslimah negarawan hidup di habitat yang kondusif dan visioner. Mereka memanajemen fokus mereka untuk umat. Ya, semata-mata untuk umat. Melakukan apapun yg bisa mendukung dakwah, serta meninggalkan apa saja yang bisa menghambat dakwah.

Sebagai penutup, Ibu Fika mengingatkan pada seluruh peserta, bahwa penting bagi kita --kaum muslimah-- untuk memiliki komitmen taqwa, menghidupkan cita-cita besar dan hanya bergantung hanya kepada Allah SWT semata. Wallahu a'lam [rw]

"Peran Muslimah Melindungi Generasi dari Bahaya Liberalisasi” (Mengkritisi Fenomena Generasi Awkarin)

#Reportase

HTI-Press. Samarinda. Munculnya generasi alay yang semakin menjamur di tengah kehidupan generasi semakin hari semakin tidak terkendali. Fenomena kerusakan yang semakin membesar dan meluas di tengah kehidupan generasi dewasa ini memunculkan keresahan yang semakin menjadi-jadi di tengah kehidupan masyarakat. Hal inilah yang melatarbelakangi DPD I Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia kembali menggelar FORMUDA (Forum Muslimah untuk Peradaban) edisi ke-16 yang bertempat di Hotel Grand Jamrud II Jl. Panglima Batur Lt. 2, dengan tema "Kerusakan Generasi".

Forum yang dilaksanakan pada ahad, 18/09/16 kemarin dimulai dengan penayangan video yang menggambarkan kerusakan generasi yang semakin parah, dan dilanjutkan dengan pemaparan materi dari dua narasumber.

"Fenomena Awkarin ini hanyalah perwakilan dari banyaknya kerusakan yang terjadi pada generasi saat ini", Ibu Juli Nurdiana, M.Sc, selaku akademisi memulai materinya. Dalam penjelasannya, beliau menuturkan bahwa kita tengah hidup di era oversharing, semua hal bisa dishare. Sehingga, gaya hidup yang lahir dari paham liberal dengan mudah tersebar dan menjangkiti generasi yang tengah mencari jati diri. Menurutnya, inilah bukti kegagalan sistem pendidikan hari ini yang tidak mampu membentuk karakter generasi yang  bermoral dan bertakwa. Di akhir pemaparannya, Ibu Juli menerangkan, bahwa tolak ukur era kapitalisme yang bersandar pada materi adalah salah satu peluang untuk melahirkan generasi alay yang bisa dipastikan hal itu muncul akibat adanya paham liberal alias kebebasan.

Lalu, siapakah yang bertanggung jawab dengan masuknya paham liberal ini?

Menjawab pertanyaan yang dilayangkan oleh Ibu Rahmawati Al-Hidayah, selaku moderator, Ibu Sri Hartini, S.Pd, selaku Ketua DPD I MHTI Kaltim membuka materinya dengan berkata, “Korban paham kebebasan bukan hanya para remaja atau generasi saat ini, tetapi bisa dikatakan hampir seluruh anggota masyarakat. Masyarakat tidak lagi ingin diatur oleh norma, bahkan yang lebih ekstrim lagi adalah tidak mau diatur oleh agama". Beliau menambahkan, “Ketika kita tidak berpegang pada hukum Allah, berarti kita membuka diri untuk dijangkiti virus liberal".

Paham liberal yang lahir dari rahim sekulerisme (pemisahan agama dari kehidupan) ini tidak hanya melahirkan generasi semacam awkarin, tetapi juga melahirkan orang-orang yang membuat hukum yang sangat jauh dari Islam.

Lantas, dengan apa kita selamatkan generasi ini?

Ini adalah masalah kita bersama. Untuk itu, perlu adanya penyadaran bagi ummat untuk turut peduli terhadap nasib generasi bangsa. Untuk itu, dalam kesempatan ini ketua DPD I MHTI Kaltim menyeru para peserta yang hadir untuk bersama-sama mengkaji Islam dan mendakwahkannya.

Pemaparan materi dari dua narasumber cukup menggambarkan kerusakan yang terus berlangsung. Forum dilanjutkan dengan sesi diskusi. Dari pertanyaan yang diutarakan oleh lima penanya; Kiki, Iliyana, Wa Ode, Lintang dan Ayu, yang rata-rata adalah remaja alias pemuda, pada umumnya mereka bertanya terkait solusi Islam dalam mencegah dan menghentikan tumbuh dan berkembangnya generasi seperti awkarin, serta seperti apa cara menyampaikannya pada ummat.

Menanggapi pertanyaan seluruh penanya, Ketua DPD I MHTI Katim menjelaskan secara umum, bahwa perilaku seseorang tergantung dari pemahamannya. Maka, yang harus dilakukan adalah dakwah untuk mengubah pemahaman seseorang, serta perlu adanya gerakan bersama dalam penyadaran.

Ibu Juli menambahkan, “Lahirnya generasi Awkarin tidak lepas dari kondisi sistem yang bukan Islam. Sebagai seorang muslim yang wajib taat pada Rabbnya, janganlah kita ikut menyebarkan bahkan mengamalkan paham liberal. Agar tidak terarus oleh generasi Awkarin, maka perlu adanya ketakwaan individu, peran keluarga dan masyarakat sebagai pengontrol, serta yang terpenting adalah peran negara sebagai pembuat kurikulum pendidikan. Bahkan bukan hanya itu, tetapi media juga harus berperan dalam membentuk generasi yang berkepribadian Islam."

Acara ditutup dengan pembacaan do’a oleh Ustadzah  Ummu Arul, dan dilanjutkan dengan sesi foto bersama. [rw]

Jumat, Oktober 7

Panorama Ketulusan

Bening embun menyentuh permukaan
Dingin belaiannya menyejukkan
Sapaannya menenangkan
Berlomba bersama mentari, tuk hiasi indahnya awal hari yang meneduhkan

Bunga-bunga merekah basah olehnya
Menambah kesegaran bagi sepasang lensa yang terbuka
Kumbang-kumbang pun seolah ingin tebar pesona
Ianya hadir hinggapi bunga yang melebarkan sayapnya

Bening embun perlahan menghilang
Termakan mentari yang mulai menampakkan eksistensinya
Menukar damai dengan ramai
Menukar kabut dengan kalut

Semak berduri tumbuh di tepi penantian hati
Melindas lengah dengan roda mantra yang tak henti digulirkan
Berdiri kokoh di ujung haluan
Memandangi sinar rembulan di tengah kegelapan

Bunga masih dipangkuan
Menebar pesona keindahan berbalut kesetiaan
Menanti hadirnya sang embun nan menyejukkan
Untuk kembali seiring, membersamai pagi tuk lalui hari penuh keberkahan

RWijaya
Samarinda, 07/10/16, 22.18

Penantian Berharga

Tak ingin kuterperosok ke dalam lubang kesemuan
Janji yang mulia kujaga di dalam ruang ketaatan
Kutepikan duri
Kutanam bunga-bunga sabda di taman-taman yang dirahmati

Terkadang, bentangan pelangi menyita perhatian
Mengubah atmosfer pengorbanan serasa pengap menyesakkan
Ingin rasanya kuingkar pada janji yang kuukir manis dalam kesadaran
Namun, peri-peri tak bersayap senantiasa mengokohkan benteng pertahanan

Kuhiasi ruang penantian dengan kebenaran janji
Kuseret mayat-mayat tidur ke dalam peti kehidupan hakiki
Menelankan mereka pil kebangkitan
Membebaskan mereka dari badai yang melenakan

Ruang penantian semakin benderang
Kala kuakarkan janji tuk menjadi 'petualang'
Kubasuh noda yang mustahil tersamar
Kususuri 'lautan dengki', meski terkadang kuharus terdampar

Langit seakan bergemuruh menyambut sumpah setia
Shaf-shaf kata terucap dalam isak yang teriring do'a
Kuharap penantian ini tak sia-sia
Kuingin petik buah manis penantian di singgasana surga

RWijaya
Samarinda, 06/10/16, 19.31

#latepost
#FridayMoment
#230916

KAMI BUKAN ROBOT KAPITALIS

#Kampanye #BacktoMuslimIdentity

Oleh: RWijaya
(Aktivis Muslimah HTI Samarinda Chapter Kampus Universitas Mulawarman)

Kami mahasiswi Muslim. Kami bukan robot kapitalis. Kami mempunyai idealis. Berfikir bukan hanya sebatas yang realistis!

Kami mahasiswi Muslim. Kami bukan robot kapitalis. Di hadapan penguasa dzalim kami tak bermanis-manis. Ilmu pengetahuan kami bukan untuk mengokohkan bangunan kapitalis!

Kami mahasiswi Muslim. Kami bukan robot kapitalis. Kami bukan orang-orang pragmatis. Yang hanya melakukan hal-hal yang bersifat praktis!

Kami mahasiswi Muslim. Kami bukan robot kapitalis. Kami bukan agen-agen yang apolitis. Yang terjebak dalam politik praktis, lalu bangga dibilang demokratis!

Kami mahasiswi Muslim. Kami bukan robot kapitalis. Kami jauh dari kata individualis dan kehidupan yang hedonis. Ilmu kami bukan untuk kepentingan bisnis!

Kami mahasiswi Muslim. Suara kami patut diperhitungkan. Pemikiran kami  bukan untuk diremehkan!

Kami mahasiswi Muslim. Kami ada untuk mengkritik para penguasa. Penguasa yang rakus dengan jabatannya. Yang tak peduli nasib rakyatnya. Yang jauh dari tuntunan Rabbnya!

Kami mahasiswi Muslim. Kami berfikir mendalam dan cemerlang. Solusi yang kami tawarkan berasal dari pencipta malam dan siang!

Kami mahasiswi Muslim. Kami bersandar pada politik Islam. Kami ada untuk mengurus urusan umat. Menyembuhkan umat dari virus-virus kapitalis yang belum terangkat.

Kami mahasiswi Muslim. Ilmu kami untuk kejayaan Islam. Untuk membangun sebuah peradaban. Peradaban mulia yang telah dijanjikan.

Kami mahasiswi Muslim. Kami bangga menjadi seorang Muslim!

#backtomuslimidentity

=================
Dukung terus kampanye "Reaktualisasi Peran Intelektual Muda dalam Mewujudkan Kembalinya Peradaban Islam" dengan like, share dan memberi tanggapan pada status kami.

Silahkan mengikuti kampanye kami melalui akun :
Fanpage : Back To Muslim Identity
Twitter : @identity_muslim
Instagram : @backto_muslimidentity
Semoga menjadi amal shalih. Jazakumullah Ahsanal jazaa

==============================
Dukung terus Opini Syariah dan Khilafah. Raih Amal Sholih dengan Ikut Serta Menyebarkan Status ini.
==============================
Jika Saudari ingin bergabung dalam perjuangan MUSLIMAH HIZBUT TAHRIR INDONESIA silahkan layangkan pesan dengan format:
NAMA JELAS, ALAMAT LENGKAP, NO TELP/HP, ALAMAT EMAIL.

Insya Allah, Muslimah Hizbut Tahrir di daerah terdekat akan segera menghubungi.
==============================
Silahkan ikuti kami di:
www.hizbut-tahrir.or.id
Facebook : www.facebook.com/opinimhti
Twitter : www.twitter.com/women4khilafah
Instagram: www.instagram.com/muslimahhtiid
Youtube : www.youtube.com/user/MUSLIMAHMEDIACENTER
Radio CWS: www.muslimah-htichannel.blogspot.com/

Rabu, September 28

Lina dan Kumio

"Assalamu'alaykum, bun.", sapa Lina dengan wajah sumringah di tengah cuaca panas yang baru saja membersamai perjalanannya menuju rumah seraya mencium tangan sang bunda dengan semangat. Belum sempat Dian menjawab salam Lina, Lina langsung bertanya keberadaan Kumio. Namun, saat sang bunda akan mulai bersuara, telepon genggam Lina berdering dan ia menjadi lupa segalanya. Dian hanya menggeleng-gelengkan kepalanya seraya setengah tersenyum melihat tingkah laku anak semata wayangnya itu.

Lina masih asik dengan percakapannya dengan seseorang yang membuat telepon genggamnya bergetar. Sembari berbicara, Lina meninggalkan ruang pertemuannya bersama sang bunda. Menaiki satu persatu anak tangga menuju kamarnya dengan tangan kiri menenteng tas laptop yang selalu ia bawa ke sekolah. Sementara sang bunda masih asik dengan warna-warni sayuran yang siap ia sulap menjadi santapan siang pada hari itu.

Selepas bercakap panjang, Lina segera menanggalkan kerudung abu-abu yang terjulur hingga menutup dadanya dan seragam putih-abu yang disulapnya menjadi pakaian mirip gamis, yang masih bertengger di tubuhnya. Tubuhnya yang lelah dihempaskannya di atas dipan yang diselimuti oleh seprai merah muda. Mencoba memejamkan mata sejenak untuk melepas penat yang menghampirinya.

Kurang dari lima menit Lina hanyut ke alam mimpi. Sontak matanya terbuka, tersentak oleh suara manja Kumio yang sedang menggeliat mencari perhatian Lina. Bibir Lina tersungging. Penatnya seakan lenyap kala melihat tingkah Kumio yang menggemaskan.

"Lina sayaaang ... ayo makan, nak!"

"Siap, bun. Lina _ondewei_!", sahut lina setengah berteriak sambil beranjak dari duduknya.

Lina segera menyambar gamis ungu muda dan kerudung kaos ungu tua yang bergantung di lemarinya. Ia memang terbiasa menggunakan kostum lengkap ketika keluar dari area kamarnya. Berjaga-jaga dari seseorang yang bukan _mahrom_nya, yang sewaktu-waktu bisa saja mampir ke rumahnya tanpa pemberitahuan sebelumnya.

Lina segera menuju pintu kamarnya yang setengah terbuka. Menyusuri satu persatu anak tangga sambil membaca do'a makan.

"Belum di meja makan, kok sudah baca do'a, Lin?"

"Itu tandanya Lina niat banget pengen makan, bun.", sahut Lina sebelum tersadar bahwa yang menegurnya adalah Rista, sepupunya, anak dari saudara bunda Lina di Bogor.

Lina mempercepat langkah menuju ruang makan. Mendekap Rista yang sedang menyiapkan gelas di meja makan.

"Kak Rista apa kabar? Ke sini sendiri? Udah berapa tahun ya kita nggak jumpa?", tanya Lina tanpa terputus.

"Lina ... mbok yo nanya itu satu-satu, nak.", Dian mengingatkan.

Rista hanya tertawa. Ia tahu ciri khas Lina yang kesal-kesal menggemaskan.

"Kumio mana, Lin?", tanya Dian sambil menyendokkan nasi untuk Rista.

"Tuh, di kamar. Dia boci kayaknya, bun. Mungkin capek abis maen dari tetangga sebelah.", jawab Lina santai.

"Kumio? Siapa Kumio?", tanya Rista penasaran.

"Itu ku ... ah, entar aja Kak Rista kenalan sendiri", jawab Lina yang semakin membuat Rista penasaran.

Mereka pun makan siang bersama. Semilir angin dari pintu belakang yang terbuka memberikan kesejukkan kala sambal Dian membuat bulir-bulir peluh mengalir dari pelipis mereka. Sesekali mereka tertawa oleh canda yang dibuat oleh Lina, gadis murah senyum kesayangan mendiang ayah Rista.

Usai makan dan berberes, Rista diajak oleh Lina ke kamarnya. Lina membawakan ransel biru tua Rista dengan tangan kanannya. Sedang tangan kirinya berpegangan pada pagar tangga yang terbuat dari kayu jati.

Sepanjang menaiki anak tangga, Rista menceritakan kedatangannya sambil menganyun-ayunkan tangan kirinya yang memegang keranjang buah apel, oleh-oleh kesukaan Lina. Sampai di ujung tangga, Rista mengambil napas panjang. 21 anak tangga lumayan membuatnya ngos-ngosan. Lina pun bergegas membuka pintu kamarnya, agar ransel Rista yang berat segera dilepaskannya dari genggaman jemari mungilnya. Saat membuka pintu, suara engsel pintu kamar Lina membangunkan Kumio yang berbaring di samping meja rias, yang terletak di balik pintu kamar yang tengah terbuka. Lina dan Rista masuk. Pintu pun ditutup. Tiba-tiba Kumio hadir dengan manja menuju arah Rista berdiri. Kucing berbadan besar warna kuning berpadu putih itu mengeluarkan suara khasnya yang membuat Lina tersenyum kegirangan. Sementara Rista terperanjat hebat. Dilemparkannya keranjang yang berisi 5 buah apel hijau ke arah Kumio. Kumio pun terkaget menerima hempasan refleks dari Rista yang lumayan keras. Raut ceria Lina seketika bergemuruh. Bertengger bulir-bulir yang siap menggelinding membasahi pipi merahnya.

Senin, September 26

InsyaAllah, Kita Tetap Satu

InsyaAllah, kita tetap satu
Beda ruang bukan berarti tak sama
Berbeda ruang untuk saling mengisi
Mengisi ruang tuk saling melengkapi

InsyAllah, kita tetap satu
Satu dalam pemikiran
Satu dalam perasaan
Tuk wujudkan satu peraturan

InsyaAllah, kita tetap satu
Kita inginnya begini
Namun Allah inginnya begitu
Pilihan-Nya pasti yang terbaik, patut diyakini!

InsyaAllah, kita tetap satu
Satu visi dan juga misi
Mengembalikan kehidupan Islam
Mewujudkan penerapan syariah
Menyambut janji tegaknya khilafah

InsyaAllah, kita tetap satu
Satu arahan
Satu perjuangan
Satu 'perjumpaan'

RWijaya
Samarinda, 26/09/16, 18.40

Minggu, September 25

Islam

Isalam adalah agama sempurna yang diturunkanboleh Allah swt kepada nabi muhammda melalui malaikat jibril as. Islan bukan hanya agama ritual belaka. Tetapi islam adalah ideologi. Yang mempunyai aturan-aruran di dalamnya. Islam mengatir irusan seorang hamba dari bangun tidur sampai bangun negara. Islam adalah rahmatan lik alamin. Rahmatnya bisa dirasakan oleh siapapun, agama apaun ia. Bukan hanya untuk muslim saja  oslam adalah agama yang allah ridhai. Syariatnya menyempurnykan syariat sebwlumnya. Mengjapus yg sebelunnya. Islam mempunyai fikroh dalm thoriqoh. Fikroh ialah landasannya. Dan thoqroh adalah cara pelaksanaannya. Islam haris diterapkan pasa seluruh aspek kehodupab masyararak. Bukan sebagian-sebaigian. Mengambil islam sebagian saja merupakan keingakarannya kepada allah. Islam akan menjadi solusi bagi setiap permadalahan kehodupan yang ada. Islam islam. Aku bangga menjadi seorang muslim. Semoga allah menjaga langkah kita senantiasa untuk berada dijalannya hingga maut menjemput. Genggam islam dwngan erat, maka kita kan selamat. Jika kita melepaskannya, maka sudah padti kita akan terperosok pada lubangbkehinaan yaitu neraka jahannm

#MuslimahMenulis
#MenulisItuBerbagi
#Fastwriting
#Islam

Jumat, September 23

Obral Cinta Menuai Hina

Follow Ig @IndonesiaTanpaPacaran

Layaknya sayuran segar di pasar. Murah meriah. Mudah mendapatkannya. Begitulah gambaran kehidupan remaja alias pemuda hari ini.

Cinta mereka bisa dibeli dengan nafsu. Bahkan yang lebih ekstrim, kehormatan mereka bisa dibeli hanya dengan rayuan palsu.

Terlanjur basah, akhirnya kemaksiatan dilanjutkan. Tergiur oleh kesenangan yang fana, lupa dengan panasnya api neraka.

Lama kelamaan ... beradegan yang melanggar aturan agama menjadi hal yang biasa. Digilir sana sini bukannya merasa hina, malah balik menjadikannya berbangga.

Lalu, ujung-ujungnya ... janin yang dikandung menjadi tanya. "Bapaknya siapa?", karena yang menidurinya ada tiga pria.

Wahai para penikmat dunia! Jangan sangka dirimu kan hidup selamanya. Ingatlah, bahwa akan matilah setiap jiwa yang bernyawa. Dunia sementara, sedang akhirat selamanya. Pilih surga atau neraka, semua kau tentukan di dunia. Bukan di saat kau telah berdiri kaku di hadapan Yang Maha Kuasa.

Wahai saudara seimanku sekalian! Jangan putus akan rahmat Allah. Karena Ia akan memberi rahmah. Bagi hamba-Nya yang mengetuk pintu taubat, dan berjanji meninggalkan maksiat.

RWijaya (Tim Penulis ITP)
Web: http://mujahadaharroyah.blogspot.co.id
Ig: @rrwijayaa

Pemimpin

Pemimpin adalah perisai. Perisai bagi umat yang dipimpinya. Dan yang ada sekang adalah perisai yang rapuh. Bahkan perisai sejati telah hilnag di telan oleh kegelapan. Kegelapan hati yang membutakan pikitan. Jangan ada yang tahubapapun. Pemimpin layaknya benteng. Benteng dari kemaksiatan  jangankan untuk meminpin. Bermaksiat sajabia sudahlah takut. Ia takut kalau kalau rayatnya akan jatih pada lubang kemaksiatan. Yang mengakibatkan dirinya yang menanggungbperbuatan rakya yang tidak ia riayah alias ia abaykan. Hentikan kepemimpinan demokrasin ganti dengan sistem islam  yang memanusiakan manusia. Mendekatkan bahkan mengenbalikna manusiabpada fitrahnya yangvtunduk dan patuh pada sang pencipta bumi yang maha perkasa. Pemimpin bukan masalah apakah ia mampu atau tidak  yang utama adalah apakah ia berimanbpada Allah ataulah kafir. Jika kafir, tolak. Jika ia beriman dan menerapkan sistem alia aturan islam, maka. Ialah sejatinya seorang pemimpin yang didamba oleh umat. Umat yang tengah terpuruk oleh sisten yang menjadikan manusia hari ini layaknya binatang, bahkan lebih dari itu.

#Fastwriting

Kamis, September 22

Perisai Sejati

Follow Ig @IndonesiaTanpaPacaran

Di tengah kehidupan sekuler hari ini, manusia digiring menjadi penikmat nafsu birahi. Paham kebebasan telah memberikan peluang bagi masuknya budaya bebas yang jauh dari aturan Ilahi. Diperparah dengan kehadiran media sekuler, yang menjadi alat propaganda mereka untuk menyebarkan gaya hidup yang mengundang murka pemilik bumi. Alhasil, tayangan yang sarat dengan pornoaksi dan pornografi menjadi hal yang biasa di era yang dikatakan modern ini.

Dunia semakin tak terkendali. Namun, iman harus tetap membersamai diri. Menggenggam takwa sebagai perisai. Membasmi kemaksiatan yang terus terantai.

Setiap manusia mempunyai syahwat. Untuk itu, Allah jaga dengan syariat. Bukan untuk menjerat, tapi agar manusia terjaga dalam taat.

Hidup jangan diambil susah. Karena, punya pasangan di dunia atau tidak bukan syarat masuk jannah. Jadi, jangan sok bersusah payah. Sampai akhirnya, pacaran diambil sebagai jalan tengah.

Bila dirasa diri telah mampu, maka menikahlah. Bila jauh dari kriteria mampu, maka berpuasalah.

Puasa adalah perisai sejati. Bagi setiap diri agar terimunisasi. Menangkal syahwat yang menguasai. Terfokuslah diri pada Ilahi.

" ... Barang siapa yang belum mampu menikah maka hendaklah ia berpuasa, karena puasa adalah penjaga baginya.” (HR. Bukhari & Muslim)

Nasihat singkat ini kuperuntukkan bagimu, wahai saudara-saudariku yang masih berada di dalam lingkar hitam bernama pacaran. Mari fokuskan diri pada perbaikan. Yakinlah! Pilihan-Nya adalah sebaik-baik pilihan. Tugas kita hanya berusaha tetap dalam ketaatan. Hingga Allah berikan keputusan.

RWijaya (Redaktur ITP)
Ig: @rrwijayaa

Samarinda, 22/09/16

Selasa, September 20

Jemari

Jemari nenari. Tiada henti. Menrangkai kata. Berubah menjadi kalimat. Mengkristal menjadi mutiara. Yang mampu menggugah. Yang mampu membuka gelap. Tabir kegelapan tersingkap. Saat mereka memulai akainya.pada akhirnya, pena akan berbicara. Tentang harapan. Tentang perjuangan. Tentang semua yang diinginkan oleh umat. Yang merindukan surganya. Merindukan sebuah kehidupan yang damai sejahtera. Berjalan dinuka bumi dengan ridha ilahi. Semua karena jemari. Maka, hangan henti menarikannya. Karena tariannya begitu berarti. Apa yangbia goreanya merupakan harapan dunia. Seluruhnya. Termasuk aku yang sedang menanti janjinya.

#MuslimahMenulis
#MenulisItuBerbagi
#Fastwriting
#Jemari
#AkademiMenulisKrearif

Menanti

Menanti adalah membosankan, bagi sebagian orang. Tapi bagiki, todak begitu. Letika menantinya dijalan dakwah. Menanti mati di jalan ilahi. Berharap husnul khotimah yang dijalani. Semoga menanti tidak sia-sia. Allah perkenankan menanti di jalannya. Selamat menanti. Karena malaikat maut senantiasa menanti waktunya tuk menjemput kita.

#MuslimahMenulis
#MenulisItuBerbagi
#Fastwriting
#AkademiMenulisKrearif

Minggu, September 18

Karantina Cinta

Follow Ig @IndonesiaTanpaPacaran

Paham kebebasan menggeser misi hidup muslim yang semula hanya untuk taat pada Rabb-Nya menjadi ahli maksiat. Segala sesuatu tidak lagi disandarkan pada akidah Islam. Bukan lagi masalah boleh/tidak, tetapi suka/tidak.

Islam bukan sekedar teori, tetapi aplikasi. Bahkan, karena kesempurnaannya, Islam bukan hanya agama ritual, tetapi ideologi. Aturan dari bangun tidur sampai bangun negara saja ada, apalagi hanya sekedar masalah cinta, tentu Islam punya aturannya.

Allah ciptakan cinta dalam qalbu manusia. Maka, tak ada dosa bagi yang memilikinya. Hanya saja, yang salah adalah bagaimana penyalurannya.

Islam telah mengatur bagaimana batasan pergaulan laki-laki dan wanita. Kepada lawan jenis, laki-laki diperintahkan menundukkan pandangan. Sedangkan wanita, ia diperintahkan menahan pandangan, kemaluan, serta menutup auratnya sesuai syariat (24:31 & 33:59).

Di firman Allah yang lain, Allah menyeru untuk tidak mendekati zina (17:32). Mendekatinya saja dilarang, apalagi melakukan.

Melihat fenomena pacaran yang semakin menjamur, di dalam aktivitasnya bisa dipastikan bahwa pacaran mendekati zina. Rasa yang tak biasa merupakan bukti bahwa para aktivisnya tidak menundukkan pandangan. Belum lagi kasus pacaran yang kebablasan hingga terjadi perzinahan. Na'udzubillah.

Sebelum halal, cinta seorang muslim seharusnya dikarantina. Dijaga kesuciannya agar jauh dari jangkitan virus yang menghinakan. Dibentengi ketakwaan kepada Allah serta syariat-Nya yang mulia.

InsyaAllah, cinta yang dikarantina karena taat akan menemukan bahagia di akhirnya. Sedangkan cinta yang berdasarkan syahwat akan hina bersama kesombongannya.

We are muslim. We must proud to be muslim. Back to Islam, back to muslim identity!

RWijaya (Tim Penulis ITP)
Ig: @rrwijayaa
Web: http://mujahadaharroyah.blogspot.co.id
----
Mari bekerjasama dengan gerakan #IndonesiaTanpaPacaran dalam event tentang masalah cinta atau motivasi? InsyaAllah kami siap membantu dengan sepenuhnya (doorprice, pemateri, publikasi, tim panitia dll) asalkan acaranya benar-benar sesuai Islam. Kami berikan secara GRATIS. Untuk info lengkap, kontak langsung kami di 0823 2686 7308 (WA/Telepon)

Kamis, September 15

Kebijakan Setengah Peduli

Oleh: RWijaya

Follow Ig @IndonesiaTanpaPacaran

Pemuda adalah simbol kekuatan. Kepekaannya yang khas mampu mengubah arah pergerakan dunia. Namun apa jadinya, jika para pemuda tangguh ini terlena oleh angin sepoi bernama pergaulan bebas? Sungguh, lubang inilah yang akan mengubur hidup-hidup potensi para pemuda harapan bangsa. Membuat mereka hina di mata dunia.

Adapun penguasa, ia layaknya perisai. Yang melindungi rakyatnya dari virus maksiat. Jangankan menganjurkan untuk bermaksiat, sarana untuk bermaksiat saja tidak diberikan tempat.

Namun miris. Penguasa hari ini layaknya orang yang tengah dilanda amnesia. Ia lupa bahwa  rakyat yang ada di bawah kuasanya merupakan tanggung jawabnya, di dunia hingga akhirat. Jadilah mereka pembuat hukum yang jauh dari standar halal dan haram. Karena bagi mereka, kebijakan publik terpisah dari agama.

Belum lama ini, pemkab Purwakarta menyediakan tempat khusus bagi aktivis pacaran. Dengan beberapa peraturan terkait, menurut Dedi Mulyadi -bupati Purwakarta-, kebijakan itu mampu mengontrol serta mengawasi aktivitas muda-mudi yang berpacaran.

Tempat khusus yang yang dinamai dengan Bale Wakuncar ini adalah salah satu bukti bahwa kepedulian pemerintah tidak sepenuh hati. Mereka malah meluncurkan kebijakan yang tak memberikan solusi, yang hanya akan melanggengkan moral pemuda yang tengah tenggelam dalam lubang degradasi. Bukannya memberantas tuntas, tetapi malah memberikan fasilitas.

Wahai para penguasa! Giringlah para pemuda bangsamu menuju ketaatan pada Penciptanya, bukan ketaatan kepadamu yang menjerumuskan pada lubang hitam kemaksiatan. Mungkin saja kau sempurna atas jabatan, kekuasaan, serta harta yang kau punya. Tapi ingatlah! bahwa kesempurnaan hakiki hanya milik Allah Ta'ala semata.

Samarinda, 15/09/2016, 22.10

Minggu, September 11

Samarinda Butuh Syariat Islam, Kata siapa?

Oleh: RWijaya

Waktu terus bergulir. Mengiringi fase demi fase kehidupan yang terus berganti. Problematika kehidupan semakin beranak pinak, tiada henti mengalir di setiap sendi-sendi kehidupan masyarakat.

Belum sempat tuntas satu permasalahan yang mencuat di tengah-tengah kehidupan masyarakat, muncul lagi permasalahan baru yang semakin membuat mereka jenuh menjalani kehidupan di era saat ini. Marah bercampur tangis, mencari jalan tuk mengakhiri segala kekacauan yang memunculkan kegalauan yang tak berkesudahan.

Pada bulan Mey lalu, polisi menangkap lagi seorang pengedar sabu-sabu yang berinisial (MI). Saat itu ia sedang bersantai di rumahnya yang beralamatkan di Kelurahan Rapak Dalam, Samarinda Seberang. Dalam pengungkapan kasus tersebut, polisi berhasil mengamankan 26 poket sabu seberat 11,21 gram yang ditemukan di dalam dompet MI.

Miris. Pria berusia 52 tahun itu menghidupi keluarganya dengan berjualan barang haram. Ia mengaku terpaksa berjualan sabu lantaran tak bekerja. “Himpitan ekonomi. Mau beli makan kayak apa karena saya tidak bekerja,” ujarnya.

Kasus serupa banyak terjadi di lingkungan masyarakat dewasa ini, khususnya di Kota Samarinda. Belum lagi dengan munculnya kasus-kasus lain yang semakin memperpanjang daftar kerusakan yang terjadi di kota tercinta kita ini. Seperti kasus pemerkosaan wanita yang jika dihitung dalam jumlah rata-rata, setiap bulan terjadi sembilan kasus. Endah Sri Lestari, Kabid Pemberdayaan Perempuan KAMMI Samarinda mengungkapkan, “Tindakan amoral terhadap perempuan sempat mencuat beberapa bulan lalu di media sosial. Ini menjadi bukti di mana pornoaksi yang dilakukan perempuan mulai terjadi di Samarinda.

Kasus kejahatan memang terbilang spektakuler di Kota Tepian. Kasus demi kasus terus menjamur dan tak jua kunjung terobati. Dan lagi-lagi warga harus geger dengan kasus baru yang terjadi di atas jembatan layang baru Kota Samarinda. Kasus berdarah itu masih hangat diperbincangkan. Pasalnya, kasus yang terjadi pada Jumat (2/9) lalu ini telah menewaskan korban yang berstatus sebagai guru Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) YPI Cordova. Rika Novita Syoer (41) telah menyalakan sirine tanda bahaya bagi Ibukota Kalimantan Timur yang khas dengan sarung samarindanya ini. Guru sekaligus seorang ibu ini pun harus menyisakan duka yang mendalam bagi keluarga yang ia tinggalkan.

Apa yang menyebabkan kasus-kasus seperti ini bisa terjadi, bahkan kerap terulang berkali-kali dengan kasus yang tak jauh berbeda?

Sebenarnya banyak sekali faktor yang menyebabkan terjadinya tindak kriminalitas. Bisa jadi karena fhimpitan ekonomi dan bisa jadi pula disebabkan oleh penegakkan hukum yang terbilang tidak memberikan efek jera bagi pelaku kejahatan. Sehingga kasus serupa akan terulang lagi dan lagi saat mereka dibebaskan dari balik jeruji besi.

Bila kita amati dengan cermat, maka kita akan menemukan tiga penyebab utama yang mendorong berlakunya kejahatan yang seolah tiada akhirnya. Penyebab pertama adalah ketiadaannya kesadaran yang mengkristal pada setiap individu akan perannya sebagai insan yang diciptakan oleh Yang Maha Kuasa. Ia tidak memahami bahwasannya segala perbuatan apapun harus terikat dengan aturan-Nya. Dan bahwa misi manusia di muka bumi ini adalah hanya untuk tunduk dan patuh pada perintah-Nya. Kedua, hilangnya peran masyarakat yang berfungsi sebagai supervisor yang mengawasi setiap perilaku individu agar tidak menyimpang dari aturan yang telah digariskan. Dan yang ketiga adalah lenyapnya sistem negara yang berfungsi sebagai perisai rakyatnya, serta menjamin terpenuhinya rasa tentram dalam hidup.

Sebagian warga Samarinda ada yang mengatakan bahwa Samarinda darurat narkoba, darurat zina dan darurat lainnya. Untuk itu, syariat Islam dinilai mampu menuntaskan segala problematika kehidupan yang tengah dihadapi masyaratkat.

Benarkah Kota Tepian ini membutuhkan syariat Islam sebagai solusi berbagai problematika kehidupan? Siapa yang berkepentingan dibalik penerapan syariat Islam?

Islam bukan sekedar agama ritual. Tetapi Islam adalah sebuah ideologi alias pandangan hidup yang merupakan solusi atas segala bentuk problematika kehidupan yang tengah dihadapkan pada masyarakat.

Selain hukum-hukumnya yang lain, Islam mempunyai sistem sanksi yang tegas bagi setiap pelaku kejahatan. Disamping itu, penerapan sanksi Islam memiliki dua fungsi, yaitu yang pertama sebagai jawabir (penebus dosa). Seorang pelaku kejahatan yang dihukum dengan hukum Islam akan menjadi penebus dosa baginya, ia tidak lagi mempertanggung jawabkannya diakhirat kelak. Sebagaimana hadits Rasullulah yang diriwayatkan oleh Bukhari dari ‘Ubadah bin Shamit, “Kalian berbai’at kepadaku untuk tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, tidak mencuri, tidak berzina, tidak membunuh anak-anakmu, tidak membuat-buat dusta yang kalian ada-adakan sendiri dan tidak menolak melakukan perbuatan yang ma’ruf. Siapa saja menepatinya maka Allah akan menyediakan pahala; dan siapa saja yang melanggarnya kemudian dihukum di dunia maka hukuman itu akan menjadi penebus (siksa akhirat) baginya. Dan siapa saja yang melanggarnya kemudian Allah menutupinya (lolos dari hukuman dunia), maka urusan itu diserahkan kepada Allah. Jika Allah berkehendak maka Dia akan menyiksanya; dan jika Dia berkehendak maka akan memaafkannya.”

Kedua adalah sebagai jawazir (pemberi efek jera). Penerapan syariat Islam akan memberikan efek jera bagi pelaku. Di samping itu pula, pemberian sanksi yang diumumkan atau ditontokan dihadapan publik akan mencegah seseorang yang lain untuk melakukan tindak kriminal karena takut akan sanksinya yang tegas.

Untuk itu, maka ideologi yang berasal dari Sang Maha Sempurna ini mampu memberikan solusi tuntas. Karena memang Allah-lah yang paling mengetahui secara rinci serinci-rincinya apa yang dibutuhkan seluruh makhluk-Nya yang berjalan di bumi milik-Nya.

Ya, dan sesungguhnya penerapan syariat Islam adalah seruan dari Sang Maha Pencipta dan Pengatur, yaitu Allah SWT. Ialah yang mempunyai kepentingan di balik penerapan syariat Islam. Kepentingan-Nya untuk memuliakan bumi dan seisinya, tak terkecuali Kota Samarinda tercinta ini.

Dengan penerapan syariat Islam maka kehidupan yang aman dan tentram akan terwujud. Islam akan membekali dan menjamin setiap individunya agar senantiasa terikat dengan aturan yang telah diberlakukan, masyarakat akan menjalankan fungsinya sebagai pengontrol bagi siapa saja yang akan melakukan tindak pelanggaran, serta Islam akan mewujudkan negara yang menjadi perisai bagi rakyatnya.  Bahkan, bukan hanya bagi warga Kota Tepian saja, tetapi setiap makhluk yang ada di seluruh dunia.

Itulah keistimewaan syariat Islam saat diterapkan. Lebih dari itu, yang paling utama adalah bahwa penerapan syariat Islam semata-mata sebagai simbol ketaatan kita sebagai seorang hamba yang tunduk dan patuh hanya kepada-Nya. Dan karena Samarinda adalah bagian dari belahan bumi milik Allah, maka sudah seharusnya Samarinda diatur dengan syariat-Nya. Jadi, Allah-lah yang mengatakan bahwa Samarinda butuh syariat Islam, bukan sekelompok orang apalagi penulis. Dengan begitu pertanyaan akan berbalik. Samarinda tidak butuh syariat Islam, kata siapa? Wallahu a’lam bi ash-showwab.

Samarinda, 11/09/16, 06.14

Sabtu, September 10

Peran Keluarga dalam Pendidikan Anak, Cukupkah?

Oleh: RWijaya

Kenakalan remaja di era ini memang tidak bisa dipungkiri lagi maraknya. Seolah, jika kita mendengar kata remaja, yang terbayang di benak kita adalah kenakalan-kenakalannya. Mulai dari seks bebas, aborsi, menonton film porno hingga narkoba dan lain sebagainya.

Fenomena gunung es ini menjadi bukti bobroknya moral para remaja kita dewasa ini. Hal ini diperparah dengan rusaknya tatanan sosial di tengah-tengah masyarakat yang ditandai dengan lumrahnya permasalahan semacam ini serta acuhnya masyarakat terhadap berbagai kerusakan yang menari bebas di tengah-tengah kehidupan para remaja.

Melihat permasalahan moral anak bangsa yang notabenenya mereka adalah pemimpin di masa depan, rasanya memang sangat miris. Terus meningkatnya presentase kerusakan yang terjadi pada anak bangsa ini bagaikan bola salju yang terus-menerus menggelinding, yang menjadikannya semakin membesar dari waktu ke waktu.

Belum lama ini publik tengah dikejutkan oleh kasus kekerasan seksual yang disertai dengan pembunuhan dari suatu daerah di Bengkulu, Rojong Lebong, yang menimpa seorang remaja putri bernama Yuyun. Mirisnya, siswi SMPN 5 Padang Ulak Tanding ini adalah korban dari 14 tersangka pemuda dan 7 diantaranya adalah anak-anak, yang tengah pesta minuman keras.

Lebih mengenaskan lagi, kasus yang menimpa pelajar SMPN kelas II ini bukanlah satu-satunya. Kasus yang seketika menghebohkan media publik ini hanyalah satu dari ribuan kasus. Yang tidak terdata dan tidak diekspose oleh media tentu lebih banyak lagi.

Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) menyebutkan, catatan tahunan 2016 menunjukkan terjadi kenaikan data jenis kekerasan seksual dibanding tahun sebelumnya, yakni 11.207 kasus. Sebagian besar data yang terdapat pada catatan tahunan 2016 ini bersumber dari pengaduan korban ke lembaga-lembaga negara, organisasi pendamping korban, maupun pengaduan secara langsung oleh korban ke Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan).

Parahnya, kasus-kasus yang terjadi beberapa tahun belakangan ini dilakukan oleh para pemuda, remaja bahkan anak-anak. Kalau boleh dikatakan, dulu para pemuda, remaja, dan anak-anak adalah korban. Namun sekarang, merekalah yang menjadi tersangka.

Faktor penyebab

Banyak faktor penyebab yang membuat kasus-kasus seperti di atas kerap kali terulang secara berkesinambungan. Di antaranya adalah, pertama, tidak adanya ketakwaan individu yang ditanamkan pada anak. Kedua, lemahnya peran keluarga dalam mendidik anak. Ketiga, rusaknya tatanan sosial di masyarakat, dan keempat, hilangnya fungsi negara sebagai perisai bagi rakyatnya.
Setiap anak yang dilahirkan di dunia ini tentu sesuai dengan fitrahnya. Yakni berada dalam keadaan yang suci bersih tanpa noda. Ketika lahir, anak belum mempunyai informasi apapun tentang kehidupan dunia. Anak diibaratkan bagai kertas putih tanpa goresan pena. Keluarga/orang tualah yang akan mengarahkan sang anak apakah berjalan sesuai dengan fitrahnya atau keluar dari batasan fitrah, serta akan memberikan informasi-informasi kepada anak.

Untuk itu, keluarga (terutama orang tua) adalah peletak dasar pendidikan bagi anak. Di dalam keluargalah anak memulai kehidupannya. Dan di dalam keluarga pula anak akan memulai interaksinya dengan selainnya. Sehingga, pembentukan kepribadian pada anak pertama kali akan dibentuk di dalam keluarga.

Anak yang hidup di lingkungan keluarga yang baik, maka akan bermoral baik. Dan sebaliknya, anak yang hidup di lingkungan keluarga yang buruk, maka si anak akan bermoral buruk pula. Dengan kata lain, lingkungan keluarga yang baik akan bernilai positif bagi si anak. Dan sebaliknya, lingkungan keluarga yang buruk akan bernilai negatif bagi anak.

Di sinilah peran keluarga terutama orang tua sangat penting. Karena merekalah yang akan “menentukan” masa depan anak Orang tua adalah sebagai guru dan sekaligus orang yang akan di “taati” oleh anak. Lantas apa jadinya jika orang tua salah dalam mengambil langkah bagi pendidikan anak? Karena benar salahnya informasi yang di berikan orang tua akan menetukan kepribadian (pola pikir dan pola sikap) anak.

Adapun keluarga, ia tetaplah sebagai bagian daripada masyarakat. Sedangkan individu di dalam keluarga adalah sebagai bagian daripada anggota masyarakat. Untuk itu, setiap individu pasti akan berinteraksi dengan masyarakat yang ada di lingkungan tempat ia hidup. Meniadakan peran individu dalam bermasyarakat adalah hal yang sangat mustahil.

Masyarakat merupakan salah satu faktor yang akan mempengaruhi pendidikan bagi anak. Maka, rusaknya tatanan sosial di masyarakat akan berpengaruh pada pendidikan atau kepribadian (pola pikir dan pola sikap) anak. Jadi, apakah pendidikan di dalam keluarga merupakan jaminan tidak rusaknya anak ketika keluar dari lingkungan keluarga?

Belum lagi hal ini di perparah oleh negara yang tidak lagi menjadi perisai/ pelindung bagi rakyatnya, terutama pada anak. Negara tidak menerapkan hukum yang memberikan efek jera bagi pelaku kejahatan. Sehingga kasus yang sama pasti akan terus berulang.

Maka, untuk menuntaskan segala macam persoalan yang menimpa pada anak maupun remaja, perlu adanya pengembalian peran masing-masing komponen; ketakwaan individu yang ditanamkan di dalam keluarga, tatanan sosial masyarakat yang peduli akan lingkungan sekitar dengan berperan aktif dalam menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemunkaran serta adanya negara yang berfungsi sebagai perisai dan menjamin adanya ketakwaan pada setiap individu serta memberikan sanksi yang tegas bagi setiap pelaku kejahatan.
Untuk itu, memaksimalkan peran keluarga dalam pendidikan anak selamanya tidak akan efektif jika kita tidak mengembalikan masyarakat dan negara pada perannya masing-masing. Memperkuat peran keluarga adalah baik. Hanya saja upaya itu tidak akan  maksimal tanpa adanya peran masyarakat dan negara yang berjalan beriringan.

Samarinda, 16 Mey 2016

Jumat, September 9

Hidup adalah ...

Hidup adalah pertualangan. Pertualangan yang berakhir pada sebuah peristirahatan. Peristirahatan terakhir yang ditentukan oleh apa yang kita lakukan saat bertualang. Maka, pilihlah jalan yang tepat dalam bertualang. Karena pilihanmu itulah yang akan menentukan tempat peristirahatan terakhirmu.

RWijaya

#MuslimahMenulis
#MenulisItuBerbagi
#Fastwriting
#AkademiMenulisKreatif

Rabu, September 7

Aku Kaku

Kini ...
Aku kaku, kelu, beku
Ditahan oleh nafsu
Membelengguku hingga mendarah biru

Aku kaku
Dengan karyaku
Dengan ideku
Dengan azzamku

Aku kaku
Dengan segala yang ada padaku

Tolong ... !!!
Kembalikan aku
Kembalikan aku
Kembalikan aku pada titahku
Bersamanya lagi kuberjibaku
Bersama pena dan tumbukan ide yang berbuku-buku

#Fastwriting

Rabu, Agustus 31

Jodoh adalah Misteri Ilahi

Berbicara tentang jodoh tidak akan ada habis-habisnya. Topik yang selalu hangat diperbincangkan dari dulu hingga kini, terlebih di kalangan para remaja.

Jodoh adalah misteri Ilahi. Siapapun tidak ada yang bisa mengetahuinya kecuali Sang Maha Pemilik Hati.

Jodoh adalah misteri Ilahi. Bisa dibilang, semua orang mengetahui hal itu. Lalu, mengapa ritual pencarian jodoh masih dilakukan "semau gue"? Padahal yang dinilai bukan apakah kita bertemu jodoh kita atau tidak, tetapi usaha kita dalam pencarian; apakah sesuai tuntunan Sang Pengatur atau selainnya.

Malang. Satu kata yang pas dilontarkan untuk pemuda yang satu ini. Aris, selama 7 tahun merajut kasih bersama seorang wanita yang diakuinya sebagai pacaranya. Berharap akan berlabuh di dermaga pernikahan bersama sang kekasih tercinta, namun akhir cintanya tak seperti yang ia harapkan. Ucapan selamat menempuh hidup baru harus ia lisankan untuk kekasihnya yang ternyata berlabuh di pelabuhan hati orang lain.

Sungguh malang. Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Sudah berinvestasi dosa, sakit hati pula. Mau tidak mau, kata "ikhlas" yang harus ditururkan oleh lelaki yang bernama lengkap Aris Prasetyo ini.

Jodoh adalah misteri Ilahi. Lebih baik menyibukkan diri dalam ketaatan yang pasti mendatangkan kebaikan daripada bertahun-tahun bergelut dalam kubangan hitam bernama pacaran yang niscaya mengundang murka Ilahi.

Yuk move on! Karena pacarmu belum tentu jodohmu.

RWijaya
Samarinda, 31/08/2016, 19.28

Senin, Agustus 29

Dekadensi Moral Anak Bangsa, Salah Siapa?

Siapa yang tak tahu kelakuan remaja di zaman yang dikatakan modern saat ini. Hampir semua orang tua tahu. Bahkan anak-anak mereka tak jarang yang menjadi korban bahkan pelaku kerusakan yang terjadi.

Kesenangan yang fana telah membutakan hati para pemuda dewasa ini. Racun budaya berbisa yang dihembuskan oleh barat berhasil menggeser besarnya potensi pemuda menjadi dekadensi moral yang berkepanjangan.

Miris. Semakin hari penduduk dunia semakin rusak. Terlebih para pemuda-pemudinya. Dan lagi, untuk yang kesekian kalinya beredar foto miskin moral. Kali ini adegan tak pantas itu dishoot di sebuah kereta api dari Surabaya. Melakukan kemaksiatan di tempat umum saja mereka berani. Bagaimana jika bukan di tempat umum?

Dengan banyaknya fakta serupa, para orang tua pun semakin cemas. Pendidikan di dalam rumah ternyata tak mampu membentengi anak mereka dari luapan panas pergaulan di luar rumah. Lingkungan yang tidak kondusif di luar rumah berhasil membuat anak mereka bermuka dua. Terwarnai bukan mewarnai.

Mengapa semua ini bisa terjadi? Apakah individunya yang tak berbekal rasa takut pada Sang Pencipta, sehingga mereka bebas melakukan apa yang mereka inginkan? Atau keluarga --yang merupakan unit terkecil dalam masyarakat-- tidak memberikan edukasi yang cukup bagi sang anak? Ataukah masyarakat sudah tidak lagi peduli dengan kerusakan ada? Atau apakah visi para penguasa bukan untuk menjaga moral anak bangsa, tetapi hanya untuk menjadi kaya?

Ya, semua adalah benar. Selama semua komponen tidak berjalan secara beriringan, maka selama itu jualah anak bangsa tidak akan terbebas dari lubang kenistaan. Wallahu a'lam.

RWijaya
Samarinda, 29/07/16 - 09.23

Selasa, Agustus 23

Antara Pemuda dan Indonesia Merdeka

Oleh: RWijaya

Hari kemerdekaan nasional baru saja berlalu. Guliran waktu yang berganti menyisakan usia yang tak lagi muda bagi negeri ini. 71 tahun sudah Indonesia meraih kemerdekaan, katanya. Tapi merdeka yang bagaimana?

Faktanya, sebagian muslimah di beberapa daerah di Indonesia masih sulit untuk menutup aurat mereka.  Larangan di mana-mana. Mereka ingin mulia di hadapan Rabbnya tetapi penguasa merampas hak mereka.

Faktanya, budaya barat masih bebas meracuni pemikiran anak bangsa yang mayoritas muslim. Mereka dipaksa menelan mentah-mentah budaya yang sama sekali bukan budaya asli mereka. Sehingga pemikiran Islam tergantikan oleh biusan jahannam.

Sudahkah merdeka, sementara jeratan kebebasan masih tersimpul kuat di tengah-tengah kehidupan anak bangsa?

Kemerdekaan adalah impian, kala nafas dunia tak lagi bersahabat.
Kemerdekaan adalah harapan, kala kedzaliman mengekang dengan erat.

Indonesia merdeka, ialah Indonesia yang bebas dari dikte asing. Budaya rusak dan merusak mampu disingsing. Melenyapkan seluruh pemikiran yang bising.

Adapun pemuda yang merdeka, ialah pemuda yang terbebas dari tinta racun kebebasan. Mereka tergerak dan bergerak menuju perubahan. Bertahan walau banyak godaan. Tuk meraih kemerdekaan hakiki. Bebas dari penyembahan selain Sang Ilahi.

Minggu, Agustus 14

Kita Bukan Siapa-siapa

Oleh: RWijaya

Terlahir di dunia merupakan sebuah anugerah yang teramat istimewa, setelah sebelumnya kita berlomba dengan jutaan calon pemenang.

Detik yang berlalu dengan sigap mengantarkan kita menjadi sang juara. Kita adalah sebaik-baik pilihan yang Allah lahirkan ke dunia.

Sejak nama kita terukir di Lauhul Mahfudz, kita bukanlah siapa-siapa. Untuk menjadi seonggok janin pun kita tidak bisa membentuk diri kita sendiri. Terlebih saat ruh kehidupan ditiupkan pada kita. Sungguh, ini bukti bahwa kita bukanlah siapa-siapa.

Kita hanya seorang hamba. Ya, hamba. Yang patut tunduk dan patuh dengan segala aturan-Nya. Itulah konsekuensi kita sebagai muslim saat menandatangani MoU dengan-Nya di alam rahim.

Seperti namanya, hamba. Yang kita kerjakan ialah menghamba saja. Menghamba dalam batas yang digariskan Pencipta dan Pengatur kita. Tanpa toleransi! Tanpa negosiasi!

Aktivitas hidup yang sunnatullah terjadi meniscayakan kita untuk berpegang pada tali agama-Nya secara menyeluruh dan sempurna, termasuk dalam tatanan hidup sosial alias pergaulan.

Serangan angin budaya barat yang semakin menguat membuat kita semakin terbawa oleh derasnya angin kebebasan yang dihembuskannya. Budaya pacaran yang semula asing ditelinga, kini menjadi hal yang lumrah alias biasa.

Lama kelamaan akan berujung pada pengaminan budaya yang rusak dan merusak itu.

Sungguh, kita bukanlah siapa-siapa. Seruan untuk saudara dan saudari muslimku. Mari kembali mendekap tuntunannya. Berpegang teguh walau angin budaya begitu kuat menghembuskan kesesatan. Janganlah risau. Yakinlah, tanpa pacaran kau akan tetap mendapatkan pasangan. Jika bukan di dunia, mungkin di surga Allah telah sediakan sesorang yang menunggu kehadiranmu.

Segudang Alasan

Oleh: RWijaya

Akan banyak kita temukan orang-orang di sekeliling kita yang mengeluh alias punya segudang alasan ketika diajak ber-amar ma'ruf nahi munkar.

Susah
Sulit
Rumit
Belum pantas
Dan sekelumit alasan lainnya.

Menurut saya, beramal sholeh (dakwah) itu sederhana (bisa dengan cara yang sederhana). Contohnya mengajak teman ikut kajian. Kalau lisan masih kelu untuk menyampaikan kebaikan dan kebenaran, maka berdayakanlah lisan orang lain untuk tersampaikannya kebaikan dan kebenaran. Yaitu dengan mengajak mereka hadir di majelis-majelis ilmu.

Pun dari sana kita bisa belajar cara pemateri menyampaikan. Kedepannya bisa kita tiru untuk bisa menggunakan lisan pribadi sebagai perantara sampainya kebenaran pada orang lain.

Ya, initinya kalau sedari mula kita bilang susah sulit rumit belum pantas dan kawan-kawannya, maka kita tidak akan pernah melakukannya.

Tanamkan kemauan dan niat karena Allah. Insya-Allah jalannya pasti dibukakan.

Sebaliknya, kalau sedari mula kira pesimis, jalan bakal keburu tutup duluan.

So, ayo segera sampaikan kebaikan dan kebenaran. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW : sampaikanlah dariku walau satu ayat (al-hadits)

Nah, sobat sholihin dan sholihat. Gerakan ITP alias #IndonesiaTanpaPacaran adalah salah satu komunitas yang aktivitasnya adalah amar ma'ruf nahi munkar. Menggunakan media tulisan dan sosmed. Gerakan ini menggalakkan artikel-artikel singkat dan padat, yang menyeru kepada para aktivis pacaran untuk bertobat dan kembali ke jalan Allah SWT.

Gerakan #IndonesiaTanpaPacaran hadir di tengah-tengah pada pemuda-pemudi yang sedang dilenakan oleh cinta semu. Menyadarkan mereka. Dan mengajak mereka untuk meraih cinta hakiki.

Sobat, yuk gabung! Cukup baca and share, insya-Allah kebenaran yang tersampaikan melalui dirimu akan menjadi amal jariyyah untukmu.

Mudah bukan?
Kalau masih punya alasan juga ... mmm jawab sendiri deh!

Untukmu yang mengaku pemuda!
Mari bergabung bersama kami. Menjadi pemuda inspirasi perubahan hakiki.

Untuk para aktivis pacaran!
Muda tua bukan penentu mati. Mati itu rahasia Ilahi. Marilah berbenah dari. Karena ajal tak mengenal kata nanti.

Wallahu a'lam bi ash-showwab[]

Jumat, Juli 15

Hari Bahagia

Siulan burung-burung kecil mengiringi pagi
Sinaran mentari tertutupi mega putih
Motor melaju saling mendahului
Kugiring langkah menuju tempat bahagia

Tenda-tenda ditegakkan
Kursi-kursi berdampingan bershaf-shaf
Warna-warni warna hati
Jantung berdebar menanti waktu yang dinanti

Langit seakan runtuh
Janji suci telah terucap, alhamdulillah
Janji hati tertunai
Pahala tertuai

Barakallahu lakuma
wa baraka alaykuma
wa jama'a baynakuma
fii khair

Semoga Allah memberkahi
Tuk ustadzah Asy dan ustadz Budi
Semoga Allah berikan rahmat-Nya
Tuk naungi keluarga mereka
Yang diawali hari bahagia, hari ini

RWijaya
Loa Janan ulu, 16/07/16, 09.17

#FastWriting
#MuslimahMenulis
#MenulisItuBerbagi
#AkademiMenulisKreatif

Kamis, Juli 7

Kemenangan Hakiki

Oleh: RWijaya

[Untuk segenap kawan yang tak sempat bertatap muka]

Gemuruh takbir menggema
Melambung tinggi mengangkasa
Bersahutan memuji Yang Kuasa
Atas nikmat yang tiada terkira

Hari kemenangan menyapa
Bulan ampunan mengalpa
Hati riang juga lara
Apakah diri telah kembali ke fitrahnya

Aku memang rindu hari kemenangan
Tapi aku pun merindu Islam dalam kejayaan
Sebagai buah ketaatan
Tertatih-tatih di barisan perjuangan

Kuinginkan kemenangan hakiki
Bukan kemenangan yang hanya sehari
Yang akan menjaga ketaqwaan diri
serta memuliakan seisi bumi

Harapan besar kutancapkan
Semoga khilafah membersamai hari kemenangan di tahun depan
Agar benar kembali ke fitrah
Dengan menerapkan syariah kaffah

Mutiara berkah mengharum
Terkirimkan do'a sekuntum
Taqaballahu minnaa wa minkum
Shiyaamana wa shiyaamakum
Barakallahu fiikum
wa yassarallahu umuurakum

Mutiara do'a ini mewakili segenap keluarga
Keluarga besar Aziz dan Wijaya
Semoga Allah mengampuni semua dosa kita
juga menerima amal kebaikan kita

Sendawar, 07/07/2016, 22.44

Kamis, Juni 23

Menggenggam Cahaya

Panas
Tapi tak ingin kulepas

Bergejolak
Tapi tak ingin kupadamkan

Silau
Tapi tak ingin kutahan pandangan

Kususuri detik malam memekat
Menyisir noda hitam melekat
Gelombang iman mendekap
dalam ruang kejahiliyahan yang pengap

Aku tertunduk kaku
Menyungkam tanah kumengadu
Menggurat sanubari menyayat sembilu
Seruan menggetarkan bertalu-talu

Kudakwakan ingkar
yang telah lama tersangkar
Kusingkirkan fatamorgana
Memburu kasih menguak jalan surga, jannah-Nya

RWijaya
Samarinda, 24/06/2016, 01.35

#NuzululQuran
#Ramadhan
#AlQuranPetunjukJalan

Selasa, Juni 21

Maling (Trouble Is A Trend)

Oleh: RWijaya

Kau ada dimana-mana
Kau bisa mengambil apa saja
Dari tandon hingga jenset
Dari harta hingga nyawa

Kau menjadi perbincangan panas kami hari ini
Mulanya kabar di grup wa,
tentang seorang kawan dosen yang kecurian laptop, hp dan berkas berharga
Dilanjut kawan yang kehilangan laptop dan dua hp-nya

Aku pun hanyut, ikut tenggelam dalam hiruk pikuk kantor polisi
Hingga mendatangi orang yang kami curigai
Kami bertiga jadi detektif conan sehari
Berteman hujan berkawan debu jalan kota ini

Misi gagal, karena tidak terbukti
Padahal, sebelum itu kami sudah atur strategi
Hingga mendatangkan dua orang lagi
untuk mengawal misi kami

Langit semakin pekat
Mata-mata kami sudah lima watt
Tubuh sudah penat
Kuputuskan untuk menginap

Hp-ku berdering
Tak sadar sudah ada beberapa panggilan terjawab, tak terangkat

Lalu ...

Giliran hp kecilku berdering
Tertulis nama pamanku di layarnya
Kupikir beliau tidak menerima pesanku,
Untuk izin menginap di kost temanku

Bukan
Bukan itu maksud beliau menghubungiku
Ternyata satu berita  ingin disampaikan padaku

Telingaku tertusuk nada tenang menggetarkan
Beliau mengatakan: "Rumah kita kemalingan"
Lalu beliau melanjutkan
"Ikhlaskan!"

Kemarin-kemarin korbannya bukan kami
Hari ini, kami
Ya, kami

Kebencian semakin membatin
Keamanan tidak terjamin
Hanya di sistem ini
Sistem kufur demokrasi

Kerinduan semakin dalam
Untuk hidup di bawah naungan Islam
Sistem hidup yang menjamin keamanan
Yang melahirkan kesejahteraan

Samarinda, 21/06/2016, 23.20

Minggu, Juni 19

Cinta Pencipta Untuk Yang Dicipta

Gaes, sholihin and sholihat. Kalian tau kan yang namanya cinta? Mmm ... aku yakin kalian semua pasti kenal kan? Yang kebayang apa sih kalo kalian denger kata C I N T A? Kasih sayang, teduh, damai, bahagia atooo ... ? Nah jawab sendiri.

Gaes, cinta itu adalah fitrah yang Allah berikan kepada kita, manusia.  Semua orang pasti mempunyai rasa itu. Pada manusia ada 3 potensi, yaitu akal, hajatul udhowiyyah dan gharizah alias naluri. Gharizah yang ada pada manusia ada 3, salah satunya adalah gharizah nau' (naluri untuk berkasih sayang/ melestarikan jenis keturunan). Nah, jadi rasa cinta adalah sunnatullah yang pasti ada pada manusia.

But, don't gagal fokus ya gaes sholihin and sholihat. Allah gak nyiptain kita plus gharizah yang ada pada kita, terus kita dibiarin untuk menyalurkannya "semau gue". Tapi Allah punya aturan yang harus ditaati. Orang-orang yang beriman pasti taat sama perintah Rabbnya. Kalo gak taat, berarti ... jawab sendiri aja ya gaes!

Nah ... termasuk dalam hal yang satu ini nih (cinta). Bukan berarti Allah menganugerahkannya kepada kita, lantas kita boleh bebas mengekspresikannya. Inget! Allah itu Maha Pencipta and Maha Pengatur. Bukan yg menciptakan tok.

Allah memciptakan kita sesuai porsi-Nya, sesuai pengetahuan-Nya. Jadi Allah yang lebih berhak mengatur hidup kita. Semisal gadget deh. Gadget yang kalian pegang sekarang ini, pasti ada yang nyiptain kan? Dan pasti yg nyiptain lebih tau detil tentang apa yang diciptakannya.

Nah, begitu juga dengan Allah yang menciptakan kita dan seluruh alam ini. Allah lebih tau detil tentang apa yang diciptakannya dan harus seperti apa menjalankan hidup.

Gaes, Islam adalah agama yang sempurna. Islam adalah agama yg diridhoi Allah. Sebagaimna Allah kabarkan dalam firman-Nya:

Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. ... (TQS. Ali-Imran : 19)

Ya, itulah kabar yang benar dari Pencipta kita. Beruntunglah kita yang terlahir sebagai seorang muslim dan memilih untuk  menjadi muslim dan beriman.

Untuk itu, sangat di sayangkan kalau kita menyia-yiakannya. Jika kita muslim, maka hendaklah kita benar-benar menjadi muslim yang kaffah.

Termasuk dalam masalah cinta. Kita harus ngikut aturan Sang Pencinta and Pengatur. Bukan malah bikin aturan sendiri dengan kesoktauan kita.

Kebanyakan manusia hari ini membuat aturan sendiri untuk menyalurkan gharizah nau'. Alhasil, lihatlah maksiat yang menelurkan kemaksiatan begitu maraknya. Pacaran dianggap sebagai jalan untuk menyalurkan perasaan cinta. Pacaran memang bisa sebagai jalan menyalurkan rasa cinta. Tapi, ia adalah jalan yang salah, sesat lagi batil.

Allah telah tetapkan untuk menyalurkan rasa cinta melalui pernikahan. Itulah yang sesuai dengan fitrah. Dan itulah jalan yang akan dipilih seorang muslim karena iman dan taatnya.

Sedangkan pacaran dan aktivitas mendekati zina lainnya, tidak sejalan dengan fitrah manusia. Pacaran dan kawan-kawannya adalah jalan setan yang sesat menyesatkan. Yang menjerumuskan anak adam pada maksiat yang tak berkesudahan.

Gaes, sholihin and sholihat. Bukankah kita rindu untuk bertemu wajah-Nya? Bagaimana mungkin kita bisa bertemu dengan-Nya, sementara kita berkubang di lubang kemaksiatan.

Tidak ada kata terlambat. Allah Maha Penerima Taubat. Allah selalu meluaskan rahmatnya bagi manusia yang ingin taubatan nasuha. Kembalilah ke fitrah kita sebagai manusia yang membutuhkan Allah. Bukan membangkangnya dengan mengikuti langkah setan.

Don't forget gaes!
Aturan Pencipta adalah tanda cinta-Nya untuk kita.

Oleh: RWijaya

Kamis, Juni 16

Sepenggal Percakapan

(Obrolan siang menjelang sore dalam sebuah forum)

...

Pembahasan tersambung ke masalah propaganda dan dakwah.

"Berarti mbak, ceramah yang saya dengar itu namanya propaganda ya?" Tanya seorang pelajar.

"Ceramah yang mana dek?"
"Mbak kan nggak ikut adek ke ceramah itu"
(Sambil tertawa)

"Itu mbak. Ceramah di masjid al-Ma***f. Kata ustadznya, khilafah itu nggak perlu diperjuangkan"

"Ya, itu mempropagandakan yang tidak baik"

"Begini. Kalau ustadznya bilang khilafah itu nggak perlu diperjuangkan. Coba tanya. Ustadz percaya kisah penaklukan konstantinopel? Kalau ustadznya bilang iya, bilangin aja, lalu kenapa harus diperjuangkan? Bukankah itu merupakan janji Allah? Kenapa juga Muhammad al-Fatih harus menyiapkan dirinya untuk jadi penakluk?" Seorang pelajar lain menambahkan.

----------------------

Semoga kita bukan termasuk orang-orang yang percaya akan janji Allah dan bisyarah Rasulullah, namun kita hanya duduk nyaman di atas sofa.

Semoga kita bukan termasuk orang-orang yang menunggu dan menjadi penonton tanpa berjuang untuk menyambut janji-Nya.

Semoga kita bukan termasuk orang-orang yang berharap diganjar syurga namun enggan susah payah di dunia.

Semoga bukan kita!
Semoga bukan kita!

Wallahu a'lam bi ash-showwab []

Oleh: RWijaya

Minggu, Juni 12

Hujaman Peluru (Untukku dan untukmu yang tengah berada di medan perang)

Oleh: RWijaya

Mengeluh hanya akan membuatmu lumpuh
Berkesah hanya akan membuatmu gelisah

Diri kita adalah bom waktu
Bila kita menyerah, kita akan menjadi abu
Jangan menunggu waktu
Karena waktu takkan menunggu

Senyap berarti lenyap
Berhenti berarti mati

Jangan menyerah dalam berjuang!
Sebelum Allah beri ketetapan, ya kamu menang!

Samarinda, 130616, 08:13

Sabtu, Juni 11

Pelopor Kebangkitan

Oleh: RWijaya

Pemuda, tinggi dalam cita
Pemuda, harapan masa
Pemuda, khas dengan integritasnya

Kita. Ya, kitalah pemuda.
Pemuda yang kaya akan karya.
Penyambung retorika.
Mampu mewarnai dunia.

Suara kita membuat dunia musuh runtuh.
Derap langkah kita menggetarkan musuh.
Lisan kita bak pedang, membuat luruh hati musuh.

Kita -pemuda- adalah pelopor kebangkitan.
Pengusung perubahan.
Penoreh kegemilangan.
Penyongsong peradaban.

Tanpa kita, sejarah kosong, kehilangan rona.
Lumpuh dimakan usia

Gerakan #IndonesiaTanpaPacaran hadir dipelopori oleh pemuda.
Menaungi para pemuda yang menjadi penopang dibelakangnya.
Menjadikan Islam sebagai sandarannya.

Untuk mengembalikan pemuda pada titahnya.
Pemuda yang tengah terlena.
Oleh fatamorgana dunia.
Oleh semunya cinta manusia.

Mari dukung gerakan #IndonesiaTanpaPacaran.
Jadilah pemuda pelopor kebangkitan.
Bukan pemuda yang mempropagandakan kemaksiatan.

Bersama kita gapai singgasana abadi.
Di bawah naungan Ridha Ilahi.

Samarinda, 08/06/2016, 21:48

Senin, Juni 6

Tobat Hakiki

Oleh: RWijaya

Bulan Ramadhan adalah  bulan suci yang di nanti-nanti. Kehadirannya telah kita temui. Suasana keseharian akan berubah seketika, serasa lebih islami. Puasa, shalat tarawih, shalat 5 waktu di masjid, sedekah, dan amalan-amalan lainnya akan menghiasi. "Bulan beribadah" seolah menjadi nama lain dari bulan ini.

Tidak terkecuali dengan para aktivis pacaran. Mereka pun seolah menghias aktivitas pacaran mereka agar terkesan 'islami'. Sebagai penghargaan mereka atas bulan yang penuh ampunan ini.

Suasana SMS-an atau chating-an mereka seketika  berubah. Khusus di bulan ini, yang menjadi isi pesan adalah mengingatkan waktu shalat, membangunkan ketika makan sahur, janjian untuk shalat tarawih di masjid yang sama dan lain sebagainya. Ini 'islami', dalam pandangan mereka.

Pun selain menahan haus dan lapar, para aktivis pacaran juga akan 'puasa berdua-duaan'.  Walaupun ada yang berdua-duaan, akan berbeda penampakannya. Yang perempuan memakai kerudung dan yang laki-laki memakai baju koko lengkap dengan sorban di lehernya. Nongkrongnya bukan lagi di tempat gelap seperti biasanya. Tetapi di teras masjid ba'da shalat tarawih. Sekali lagi, ini 'islami' -kata mereka. Begitulah faktanya.

Sesungguhnya, aktivitas pacaran (baca: maksiat) di bulan Ramadhan maupun bulan-bulan lainnya tidaklah berbeda. Merubah suasana pacaran di bulan suci Ramadhan menjadi 'islami' tidaklah megucurkan pahala. Justru akan menambah panjang daftar dosa maksiat para aktivisnya.

Bila ingin islami, islamilah dalam ketaatan , bukan dalam kemaksiatan !

Bila ingin benar bertobat, janganlah tobat singkat. Semisal, menutup aurat secara syar'i. Tidak lantas hijab ditanggalkan selepas Bulan Ramadhan berlalu. Pun bagi yang masih berkecimpung dalam dunia pacaran,  tinggalkan aktivitas maksiat pacaran secara keseluruhan. Bukan putusan lalu lanjut TTM-an, LDR-an, atau aktivitas sejenisnya. Jauhilah segala aktivitas yang mendekatkan diri kepada perbuatan zina.

Allah Azza wa Jalla berfirman:
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. (QS. Al-Isra : 32)

Bila mendekati saja di larang, apalagi melakukannya.
Bila di bulan selain bulan suci Ramadhan saja aktivitas mendekati zina menuai dosa tak berkesudahan, apalagi bila dilakukan di bulan suci Ramadhan.

Teruntuk para aktivis pacaran,
Bulan suci Ramadhan memang tidak ada salahnya bila digunakan sebagai moment untuk bertobat. Hanya saja, bertobat tidaklah harus menunggu moment yang tepat.

Bertobatlah dengan sebenar-benarnya tobat sebelum terlambat!
Jangan tunggu nanti-nanti !
Jangan tunggu bulan suci !
Jangan berharap malaikat maut mau menunggumu sampai kau siap bertobat hakiki !
Manatahu esok hari, tidak lagi kau temui mentari pagi.

Kamis, Juni 2

Menanti Taman Syurga

Oleh: RWijaya

Susuri jalan panjang demi terpenuhinya sebuah janji
Senandung waktu tak henti bergulir membersamai
Hentikan lajunya tunggangan
Sejuk ramai di bawah pohon ketapang

Bintang siang mulai tak bersahabat
Semilir angin membelai lembut menyapa
Botol biru membantu usir dahaga
Masih menanti waktu janji tertunaikan

Jemari asik menari, merangkai butiran kata
Sontak gadis kecil menghampiri
Menjadi teman dalam menanti
Sepucuk pesan tak kunjung menghampiri

Guliran waktu mengakhiri masa menanti
Kain-kain longgar melintas
Kami mengiring dari belakangnya
Untuk mengisi shaf-shaf yang dikelilingi ribuan malaikat

Meraih Cinta-Nya

#LembaranInspirasi

Oleh: RWijaya

Tidak ada yang lebih membahagiakan selain ketika kita mengenal #IslamKaaffah

Muncul perasaan yang selalu mendorong untuk berbagi kebahagiaan ini

Perasaan yg bergejolak menuntut untuk segera di beritakan dan di tancapkan pada yg lainnya

Kepada keluarga, kerabat, sahabat maupun orang-orang yang berada disekitar

Mengenal #IslamKaffah membuat kita berani bermimpi besar disaat orang-orang hanya berani bermimpi seadanya

Melihat dengan keyakinan yg kokoh dan memandang dengan pemikiran yg teguh

Ah...
Memang sudah sepatutnya kita jatuh cinta pada #DiinAllahSWT ini => #IslamKaaffah

Karena ia memang sesuai dengan fitrah kita sebagai manusia yg akan melahirkan ketentraman di dalam jiwa

#Islam tidak pandang tua muda, besar kecil, ibu bapak, kakak adik, paman bibi, kakek nenek, remaja remaji, guru, mahasiswa/i, pengusaha, buruh, dokter atau apapun profesinya dan berapapun usianya

Semua mampu berkarya tatkala memperlajari, menelaah, dan mengkaji setiap sisinya secara menyeluruh

#IslamKaaffah = #IslamIdeologi
Ia menjadi mercusuar setiap pemikiran dan tingkah laku para penganutnya

Bukan mengambil sebagian, lalu mengejelewantahkan yg lainnya

Jadikanlah hidup kita bermakna dengan #Islam ! | karena sesungguhnya ibadah adalah ketaatan. Dan ketaatan adalah soal menundukkan hawa nafsu kita

Anda Muslim/ah?

#YukBerubah
#YukNgaji
#IslamKaaffah
#YukDakwah

Kalau bukan sekarang, kapan lagi (',')?
Kalau bukan kita, siapa lagi ~(^,^)~

#Kematian tidak akan menunggu kita sampai kita siap dijemput

Nantikan batas hidup dalam #ketaatan seumur hidup \(^○^)/

Wallaua'lam bi ash-showwab []

Samarinda, 06/02/16

Cinta Tak Pernah Salah

Oleh: RWijaya

Jangan pernah salahkan cinta
Karena cinta adalah fitrah

Jangan pernah salahkan rasa
karena rasa nggak pernah boong

Jangan pernah menaruh hati sebelum halal
Karena itu adalah keharaman

Bila cinta, ia tak akan ajak pacaran
Bila cinta, ia tak akan ajak TTM-an
Bila cinta, ia tak akan berani ajak bermesraan

Lelaki sejati adalah ia yang berani datangi walimu, memintamu, dan menikahimu

Sedangkan lelaki pecundang adalah ia yang jika di tanya kapan bertemu wali, jawabnya ngalor ngidul. Memintamu hanya untuk "percobaan" tebak-tebak berhadiah untuk memastikan apakah ia jodohmu atau bukan.

Cinta memang tak pernah salah. Yang salah adalah dirimu yang menyalurkan rasa ditempat yang salah.

Wahai muslimah ...
Yang engkau dicemburui oleh bidadari syurga
Save your iffah !
Kau terlalu mulia, jika kehormatanmu kau gadaikan demi dia, lelaki lemah komitmen.

Tinggalkanlah dia !
Bertobatlah dari aktivitas pacaran!

Apalah arti sebuah cinta tanpa dibalut dengan ketaatan. Kembalilah pada pelukan Sang Maha Cinta. Karena dengan mencintai-Nya kau tak akan kecewa. In Syaa-Allah, Dia hadirkan seseorang yang mencintai-Nya untuk mencintaimu karena-Nya.

Jaga kehormatan, raih kemuliaan.
Kehormatan itu mahal harganya. Jangan kau jual hanya demi janji murahan.

Jumat, Mei 27

Cinta Ternoda

Asmara mengangkasa
Dendam birahi melindas fitrah
Labuhkan rasa tanpa sekat
Mencipta benih bertunas berang

Raung tangis samar
Raut bengis meremas jantung
Sumpah serapah tak bermakna
Kesakralan luruh menagih pengakuan

Lara ...

Lawan durjana enggan menoleh
Murka berkuasa
Mengakhiri masa ranting ceria
Membatin dosa tak berkesudahan

Kini ...
Raga suci telah berpulang
Mahligai tinggi menanti
Jiwa tenang duduki singgasana
Menanti hari untuk saksi

RWijaya

Bunga Misteri

Memilin suara dalam restu
Terganam cita batin senyap
Menilik sanubari demi akuan

Bunga ...
Radar telah urai
Wangi merebak tertawan indra

Akrab ...
Erat ...
Hangat ...

Namun ...
Nazar tak kuasa direngkuh
Lengan ringkih hendak menggenggam

Bunga ...
Sini tengah menyongsong surya
Menanti ikrar terburai sahih

Berdamailah ...
Jabat aku kala kau kupetik

RWijaya
27/5/2016