Minggu, Agustus 14

Kita Bukan Siapa-siapa

Oleh: RWijaya

Terlahir di dunia merupakan sebuah anugerah yang teramat istimewa, setelah sebelumnya kita berlomba dengan jutaan calon pemenang.

Detik yang berlalu dengan sigap mengantarkan kita menjadi sang juara. Kita adalah sebaik-baik pilihan yang Allah lahirkan ke dunia.

Sejak nama kita terukir di Lauhul Mahfudz, kita bukanlah siapa-siapa. Untuk menjadi seonggok janin pun kita tidak bisa membentuk diri kita sendiri. Terlebih saat ruh kehidupan ditiupkan pada kita. Sungguh, ini bukti bahwa kita bukanlah siapa-siapa.

Kita hanya seorang hamba. Ya, hamba. Yang patut tunduk dan patuh dengan segala aturan-Nya. Itulah konsekuensi kita sebagai muslim saat menandatangani MoU dengan-Nya di alam rahim.

Seperti namanya, hamba. Yang kita kerjakan ialah menghamba saja. Menghamba dalam batas yang digariskan Pencipta dan Pengatur kita. Tanpa toleransi! Tanpa negosiasi!

Aktivitas hidup yang sunnatullah terjadi meniscayakan kita untuk berpegang pada tali agama-Nya secara menyeluruh dan sempurna, termasuk dalam tatanan hidup sosial alias pergaulan.

Serangan angin budaya barat yang semakin menguat membuat kita semakin terbawa oleh derasnya angin kebebasan yang dihembuskannya. Budaya pacaran yang semula asing ditelinga, kini menjadi hal yang lumrah alias biasa.

Lama kelamaan akan berujung pada pengaminan budaya yang rusak dan merusak itu.

Sungguh, kita bukanlah siapa-siapa. Seruan untuk saudara dan saudari muslimku. Mari kembali mendekap tuntunannya. Berpegang teguh walau angin budaya begitu kuat menghembuskan kesesatan. Janganlah risau. Yakinlah, tanpa pacaran kau akan tetap mendapatkan pasangan. Jika bukan di dunia, mungkin di surga Allah telah sediakan sesorang yang menunggu kehadiranmu.

Segudang Alasan

Oleh: RWijaya

Akan banyak kita temukan orang-orang di sekeliling kita yang mengeluh alias punya segudang alasan ketika diajak ber-amar ma'ruf nahi munkar.

Susah
Sulit
Rumit
Belum pantas
Dan sekelumit alasan lainnya.

Menurut saya, beramal sholeh (dakwah) itu sederhana (bisa dengan cara yang sederhana). Contohnya mengajak teman ikut kajian. Kalau lisan masih kelu untuk menyampaikan kebaikan dan kebenaran, maka berdayakanlah lisan orang lain untuk tersampaikannya kebaikan dan kebenaran. Yaitu dengan mengajak mereka hadir di majelis-majelis ilmu.

Pun dari sana kita bisa belajar cara pemateri menyampaikan. Kedepannya bisa kita tiru untuk bisa menggunakan lisan pribadi sebagai perantara sampainya kebenaran pada orang lain.

Ya, initinya kalau sedari mula kita bilang susah sulit rumit belum pantas dan kawan-kawannya, maka kita tidak akan pernah melakukannya.

Tanamkan kemauan dan niat karena Allah. Insya-Allah jalannya pasti dibukakan.

Sebaliknya, kalau sedari mula kira pesimis, jalan bakal keburu tutup duluan.

So, ayo segera sampaikan kebaikan dan kebenaran. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW : sampaikanlah dariku walau satu ayat (al-hadits)

Nah, sobat sholihin dan sholihat. Gerakan ITP alias #IndonesiaTanpaPacaran adalah salah satu komunitas yang aktivitasnya adalah amar ma'ruf nahi munkar. Menggunakan media tulisan dan sosmed. Gerakan ini menggalakkan artikel-artikel singkat dan padat, yang menyeru kepada para aktivis pacaran untuk bertobat dan kembali ke jalan Allah SWT.

Gerakan #IndonesiaTanpaPacaran hadir di tengah-tengah pada pemuda-pemudi yang sedang dilenakan oleh cinta semu. Menyadarkan mereka. Dan mengajak mereka untuk meraih cinta hakiki.

Sobat, yuk gabung! Cukup baca and share, insya-Allah kebenaran yang tersampaikan melalui dirimu akan menjadi amal jariyyah untukmu.

Mudah bukan?
Kalau masih punya alasan juga ... mmm jawab sendiri deh!

Untukmu yang mengaku pemuda!
Mari bergabung bersama kami. Menjadi pemuda inspirasi perubahan hakiki.

Untuk para aktivis pacaran!
Muda tua bukan penentu mati. Mati itu rahasia Ilahi. Marilah berbenah dari. Karena ajal tak mengenal kata nanti.

Wallahu a'lam bi ash-showwab[]