Minggu, November 6

SATU RUANG

Disini aku terjaga
Di benteng pertahanan taqwa
Ruang rindu yang senantiasa tumbuhkan benih rindu yang baru
Yang dulu tak pernah terbesit dipikirku

Tersebab lisan mulia aku ada
Berbekal iman yang tak mungkin sempurna
Melebur bersama wajah-wajah yang kelak bercahaya
Tergugahlah rasa yang tak terhingga
Bermandikan nikmat yang tiada terkira

Aku takut hadirku menjadi benalu
Kutakut maksiatku memperlambat pertolongan Yang Maha Tahu
Bentak aku kala kumulai lunglai
Cambuk aku kala kumulai lalai

Hadirku mungkin tak cukup berarti
Namun, izinkan aku untuk berkontribusi
Mengerahkan harta, tenaga, pikiran bahkan jiwa bagi agama ini
Yang kan kupertanggung jawabkan di yaumul hisab nanti

Untukmu wahai para penyambung retorika Nabi
Jazakumullah khairan katsiran senantiasa membersamai diri
Menggandeng tanganku dengan tulusnya persaudaraan
Merangkul bahuku dengan hangatnya ukhuwah persahabatan

Kuingin terus ada dalam ikatan
Tuk tapaki jalan yang sesak oleh aral dengan rapatnya barisan
Berbaris tegap tuk gapai ridha Ilahi
Berharap surga firdaus tempat pertemuan nanti

اللهم يا الله. يا مقلب القلوب
ثبت قلبنا على دينك. ثبت قلبنا على دينك. ثبت قلبنا على دينك

RWijaya
Samarinda, 6/11/16. 22.48

Sumpah Kebohongan

Sungguh malang nasib al-Qur'an saat hidup di zaman sekuler. Al- Qur'an digunakan hanya sebagai alat untuk bersumpah saat pelantikan menjadi pemimpin.

Namun, saat ada satu ayat yang dinistakan, mengapa hanya diam? Bukankah bila Anda-Anda menggunakannya sebagai alat untuk bersumpah, berarti Anda mengimani seluruh isinya tanpa terkecuali?

Apakah Anda hanya berpura-pura saat bersumpah? Bukankah Allah Maha Tahu segalanya?

Sudah hilangkah rasa takut Anda akan adzab Allah SWT di akhirat kelak?

Ah, rasanya habis sudah kata-kata untuk mendeskripsikan Anda-Anda. Namun saya yakin mayoritas masyakakat mengetahui seluruh kebohongan yang Anda ciptakan!

RWijaya
Samarinda, 06 nov 16, 15.55

#TangkapPenistaQuran
#BelaQuran
#CampakkanDemokrasiSistemKufur
#TerapkanIslamKaaffah